Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, Kalimantan Barat menyatakan terus berupaya dan mengantisipasi penyakit hepatitis akut yang saat ini masih belum diketahui pasti penyebabnya.
"Saat ini kasus COVID-19 terus menurun, namun yang perlu di antisipasi juga saat ini adalah penyakit hepatitis akut," kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Jumat.
Menurutnya, sampai saat ini belum ada laporan yang signifikan terhadap penyakit hepatitis akut yang terjadi di Pontianak.
Dia menjelaskan jajaran Dinas Kesehatan Kota Pontianak terus melakukan pemantauan terhadap kasus-kasus penyakit hepatitis akut yang terjadi di masyarakat, terutama di puskesmas-puskesmas yang ada di Kota Pontianak.
"Kami juga bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar untuk memantau masyarakat yang datang berobat dan melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap penyakit hepatitis akut tersebut," katanya.
Sementara itu hepatitis akut adalah kondisi peradangan atau inflamasi akut yang menyerang parenkim atau sel hepatosit pada hati, dengan masa inflamasi atau kerusakan sel hati berlangsung selama kurang dari enam bulan.
Orang yang tertular virus itu memiliki gejala awal seperti diare, mual, muntah, sakit perut, dan demam ringan. Sementara gejala lanjutan yang lebih berat seperti warna kulit dan mata menguning.
Hepatitis akut dapat disebabkan oleh infeksi yang disebabkan virus hepatitis (Hepatitis A, B, C, D, dan E), virus non hepatitis seperti virus Epstein-Barr (EBV), Cytomegalovirus (CMV), Herpes simplex virus (HSV), Coxsackievirus, Adenovirus, Dengue dan COVID-19, serta oleh bakteri, jamur dan parasit.
Penyebab hepatitis akut juga dapat bersifat non infeksi virus, seperti karena konsumsi alkohol, obat atau racun, autoimun, penyakit saluran hati dan turunan kehamilan.*