Pontianak  (Antaranews Kalbar) - Kochi University Jepang bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untan Pontianak menggelar seminar dengan tema "Pencegahan Bencana - Sebelum dan Sesudah Bencana" di Kampung Wisata pinggir Sungai Kapuas Pontianak, Kalimantan Barat.

"Seminar tersebut digelar di Gang Kuantan, Kelurahan Benua Melayu Laut Kecamatan Pontianak Selatan, dengan peserta terdiri dari masyarakat dan mahasiswa," kata Lurah Benua Melayu Laut, Lestari, di Pontianak, Kamis.

 Ia menjelaskan, seminar tersebut bertemakan "Pencegahan Bencana - Sebelum dan Sesudah Bencana" menghadirkan dua orang pemateri dari Kochi University Jepang, yakni Prof Satoru Ishizutsu, dan Dr Masaki Fujioka.

"Mereka menyampaikan materi bagaimana langkah-langkah pencegahan bencana, baik itu sebelum maupun pasca bencana," ujar Lestari.

 Ia menambahkan, pencegahan bencana tersebut, baik itu bencana banjir, bencana sampah, hujan lebat, angin topan dan lainnya dijelaskan secara rinci oleh kedua pemateri dengan bahasa Inggris kemudian diterjemahkan oleh penerjemah ke bahasa Indonesia.

 Salah satu materi yang dipaparkan, lanjut Lestari, adalah program dari Pemerintah Jepang terkait penjadwalan membuang sampah yang berasal dari masyarakat, misalnya jadwal membuang sampah basah atau bekas sayuran maupun makanan sisa dibuang dua kali dalam seminggu.

 Kemudian sampah kering seperti kardus, plastik, bekas minuman, dan sejenisnya dibuang satu kali dalam seminggu.

Sedangkan sampah kertas koran, botol dan sejenisnya bisa dibuang satu kali dalam sebulan.

Selain itu, banyak juga program-program dari Pemerintah Jepang terkait pencegahan bencana.

Jepang dikenal sebagai negara yang disiplin, termasuk dalam hal membuang sampah. Tidak hanya larangan membuang sampah sembarangan, bahkan masyarakat yang hendak membuang sampah diwajibkan memilah-milah jenis sampah yang dibuang sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh pemerintah setempat.

 Kalau jenis sampah yang dibuang tidak sesuai jadwal yang ditentukan, maka petugas kebersihan tidak akan mengangkut sampah itu. Kesalahan bisa karena salah membuang jenis sampah sesuai jadwal atau sampahnya tercampur berlainan jenis, katanya.

 

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018