Pontianak (Antaranews Kalbar) - Ada peristiwa unik di titik kulminasi matahari di kawasan Tugu Khatulistiwa Pontianak, Kalbar, yakni telur ayam ras bisa ditegakkan dan benda tegak lurus bisa tanpa bayang oleh fenomena alam tersebut.
Sekda Kalbar, Syarif Kamaruzzaman di Pontianak, Sabtu, mengatakan, ada peristiwa unik yang sebenarnya perlu terus diinformasikan kepada masyarakat luas, bahwa salah satu keunikan peristiwa titik kulminasi matahari yakni bisa menegakkan telur di kawasan Tugu Khatulistiwa, yang mana di tempat lain tidak bisa.
"Sehingga kalau hal itu, terus diinformasikan ke masyarakat luar, maka bisa menarik minat wisatawan baik nasional maupun mencanegara untuk berkunjung ke Kota Pontianak, terutama untuk menyaksikan kulminasi matahari tersebut," ujarnya.
Ia menambahkan, fenomena kulminasi matahari ternyata bisa membuat telur bisa ditegakkan, hal itu terjadi karena putaran kulminasi matahari dan kuatnya grativitasi matahari di kawasan itu.
"Ke depan kegiatan dan promosi peristiwa kulminasi yang terjadi dua tahun sekali, yakni setiap 21-23 Maret dan September agar terus dilakukan, sehingga bisa menjadi daya tarik sendiri bagi wisman untuk berkunjung ke Pontianak," ujarnya.
Sementara itu, Plt Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono juga berharap, OPD terkait harus terus melakukan inovasi agar kegiatan kulminasi matahari menjadi menarik untuk dikunjungi oleh masyarakat, dan termasuk oleh wisman.
"Target ke depannya, peristiwa kulminasi matahari tidak hanya dikenal di tingkat nasional saja, melainkan sudah mendunia," katanya.
Pemkot Pontianak melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata kota setempat, menggelar kegiatan seni dan budaya lebih awal dalam memeriahkan titik kulminasi matahari di kawasan Tugu Khatulistiwa, dari biasanya kegiatan digelar tanggal 21 - 23 September atau selama tiga hari, menjadi lima hari, yakni mulai 19 - 24 September 2018 atau selama lima hari, kata Kepala Seksi (Kasi) Promosi dan Pariwisata, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Pontianak, Hendra Fellani.
Adapun, sejumlah kegiatan, seni dan budaya, serta iptek dalam memeriahkan peristiwa titik kulminasi matahari di kawasan Tugu Khatulistiwa Pontianak, Kalbar, 19-24 September 2018, diantaranya lomba cipta suvenir Tugu Khatulistiwa, lomba roket air, serta pemilihan putra dan putri pariwisata khatulistiwa 2018.
Hendra menambahkan, kulminasi matahari berada tegak lurus di atas kepala manusia, yakni pada tanggal 21-23 Maret pukul 11.50 WIB, dan tanggal 21-23 September jam pukul 11.38 WIB di Tugu Khatulistiwa Pontianak.
Kulminasi matahari merupakan peristiwa alam yang hanya terjadi di lima negara, antara lain di Indonesia, tepatnya di Pontianak. Ke-4 negara lain, masing-masing Afrika, yaitu Gabon, Zaire, Uganda, Kenya dan Somalia.
Di Amerika Latin, garis itu juga melintasi empat negara yaitu, Equador, Peru, Columbia dan Brazil. Dari semua kota atau negara yang dilewati tersebut, hanya ada satu di dunia ini yang dibelah atau dilintasi secara persis oleh garis khatulistiwa, yaitu Kota Pontianak.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Sekda Kalbar, Syarif Kamaruzzaman di Pontianak, Sabtu, mengatakan, ada peristiwa unik yang sebenarnya perlu terus diinformasikan kepada masyarakat luas, bahwa salah satu keunikan peristiwa titik kulminasi matahari yakni bisa menegakkan telur di kawasan Tugu Khatulistiwa, yang mana di tempat lain tidak bisa.
"Sehingga kalau hal itu, terus diinformasikan ke masyarakat luar, maka bisa menarik minat wisatawan baik nasional maupun mencanegara untuk berkunjung ke Kota Pontianak, terutama untuk menyaksikan kulminasi matahari tersebut," ujarnya.
Ia menambahkan, fenomena kulminasi matahari ternyata bisa membuat telur bisa ditegakkan, hal itu terjadi karena putaran kulminasi matahari dan kuatnya grativitasi matahari di kawasan itu.
"Ke depan kegiatan dan promosi peristiwa kulminasi yang terjadi dua tahun sekali, yakni setiap 21-23 Maret dan September agar terus dilakukan, sehingga bisa menjadi daya tarik sendiri bagi wisman untuk berkunjung ke Pontianak," ujarnya.
Sementara itu, Plt Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono juga berharap, OPD terkait harus terus melakukan inovasi agar kegiatan kulminasi matahari menjadi menarik untuk dikunjungi oleh masyarakat, dan termasuk oleh wisman.
"Target ke depannya, peristiwa kulminasi matahari tidak hanya dikenal di tingkat nasional saja, melainkan sudah mendunia," katanya.
Pemkot Pontianak melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata kota setempat, menggelar kegiatan seni dan budaya lebih awal dalam memeriahkan titik kulminasi matahari di kawasan Tugu Khatulistiwa, dari biasanya kegiatan digelar tanggal 21 - 23 September atau selama tiga hari, menjadi lima hari, yakni mulai 19 - 24 September 2018 atau selama lima hari, kata Kepala Seksi (Kasi) Promosi dan Pariwisata, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Pontianak, Hendra Fellani.
Adapun, sejumlah kegiatan, seni dan budaya, serta iptek dalam memeriahkan peristiwa titik kulminasi matahari di kawasan Tugu Khatulistiwa Pontianak, Kalbar, 19-24 September 2018, diantaranya lomba cipta suvenir Tugu Khatulistiwa, lomba roket air, serta pemilihan putra dan putri pariwisata khatulistiwa 2018.
Hendra menambahkan, kulminasi matahari berada tegak lurus di atas kepala manusia, yakni pada tanggal 21-23 Maret pukul 11.50 WIB, dan tanggal 21-23 September jam pukul 11.38 WIB di Tugu Khatulistiwa Pontianak.
Kulminasi matahari merupakan peristiwa alam yang hanya terjadi di lima negara, antara lain di Indonesia, tepatnya di Pontianak. Ke-4 negara lain, masing-masing Afrika, yaitu Gabon, Zaire, Uganda, Kenya dan Somalia.
Di Amerika Latin, garis itu juga melintasi empat negara yaitu, Equador, Peru, Columbia dan Brazil. Dari semua kota atau negara yang dilewati tersebut, hanya ada satu di dunia ini yang dibelah atau dilintasi secara persis oleh garis khatulistiwa, yaitu Kota Pontianak.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018