Putussibau (Antaranews Kalbar) - Warga perbatasan Indonesia - Malaysia di Kecamatan Badau, Kapuas Hulu tidak ingin menjadi "korban" kepentingan politik pada Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang. 

"Kami tidak mau jadi korban politik, yang merusak persatuan dan kesatuan, tim sukses dan elit politik jangan justru mengadu domba masyarakat dan menjelek - jelekan satu sama lain," kata warga Badau, Thomas Langit kepada Antara di Pos Libtas Batas Negara, di Badau , Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Sabtu. 

Menurut Thomas, masyarakat tidak mengerti dengan politik, oleh karena itu masyarakat jangan diprovokasi, para elit politik harus memberikan edukasi kepada masyarakat dengan cara berpolitik santun serta tidak menyebarkan fitnah. 

Ia mengatakan masyarakat perbatasan memang tidak mudah terporvokasi namun masyarakat selalu dihadapkan dengan tontonan politik yang tidak mendidik. 

"Bersainglah secara sehat, siapa pun terpilih itulah pemimpin kita, kami tidak ingin menjadi korban politik," kata Thomas.
Melihat perkembangan media sosial, kata Thomas dirinya merasa prihatin, tidak sedikit yang menghujat dan menjelek - jelekan kepemimpinan Presiden Joko Widodo, padahal kerja keras dan pembangunan kita rasakan bersama.

Jika pun berbeda pilihan setidaknya jangan saling menjelek - jelekan, masa ia seorang presiden tidak ada benarnya dalam memimpin. 

"Saya berbicara sejujurnya apa yang kami rasakan atas perubahan pembangunan, benar - benar nyata dan pak Jokowi menyentuh pembangunan di perbatasan," kata dia. 

Dirinya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama - sama menjaga persatuan dan kesatuan di tahun politik.

"Apa pun alasannya kita sebagai masyarakat jangan mau di adu - domba hanya karena kepentingan politik yang dapat merusak persatuan dan kesatuan," ajak Thomas.

(KR-TFT/I006) 

Pewarta: Teofilusianto Timotius

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018