Pontianak (Antaranews Kalbar) - Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Kalbar Daniel Johan meminta seluruh pemerintah daerah di provinsi itu melakukan konsolidasi seiring pembangunan Pelabuhan Terminal Kijing di Kabupaten Mempawah yang ditargetkan selesai dan beroperasi mulai 2019.

"Pemerintah kabupaten dan kota serta provinsi, segera konsolidasi untuk mendorong produk unggulan dari Kalbar," kata Daniel Johan di sela kunjungan ke Kalbar di Pontianak, Senin.

Menurut dia, adanya Pelabuhan Terminal Kijing di Sungai Kunyit akan membuka peluang ekspor langsung ke negara tujuan dari Kalbar.

"Sayang kalau infrastruktur yang sangat luar biasa ini tidak dimanfaatkan maksimal oleh seluruh pemda di Kalbar," kata Daniel yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu.

Ia menambahkan konsolidasi itu misalnya tiap kabupaten atau kota sudah menetapkan produk unggulan masing-masing. Kemudian, produk tersebut dikemas dalam barang bentuk mentah, setengah jadi atau jadi.

"Sehingga ke depan strateginya jelas produk apa yang dihasilkan dari Kalbar, termasuk industri ikutannya," kata Daniel Johan.

Ia yakin kalau terkonsolidasi dan terpetakan dengan baik, pertumbuhan ekonomi Kalbar akan terus meningkat. "Listrik di Kalbar sudah semakin berlimpah, PLN mampu menyiapkan energi listrik dalam jumlah besar. Ini harus dimanfaatkan secara maksimal," katanya.

Kalbar juga terbilang aman dari bencana alam sehingga untuk jangka panjang akan lebih menguntungkan dari sisi investasi.

"Pelabuhan Terminal Kijing sudah dipersiapkan untuk mengantisipasi kebutuhan 50 tahun hingga 100 tahun," kata Daniel yang juga anggota Pansus Pelindo II itu.

Ia berharap pembangunan pelabuhan dengan investasi belasan triliun rupiah itu berlangsung lancar dan aman. "Kalaupun ada masalah yang belum terselesaikan, segera diselesaikan secara transparan dan berasas kesepakatan," katanya.

Baca juga: Kawal pembebasan lahan Pelabuhan Kijing
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC akan mengembangkan Terminal Kijing yang berlokasi di Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, sebagai pelabuhan laut dalam yang mampu mengakomodasi potensi hinterland dan kapal berukuran besar.

Pada pembangunan tahap pertama, IPC akan membangun empat terminal, yakni terminal multipurpose, terminal curah cair, terminal peti kemas, dan terminal curah kering.

Kapasitas terminal peti kemas diproyeksi mencapai 1 juta TEUs, sedangkan untuk curah cair dan curah kering masing-masing 8,3 juta ton dan 15 juta ton, serta untuk kapasitas terminal multipurpose, pada tahap pertama diproyeksikan mencapai 500 ribu ton per tahun.

Pada pengembangan tahap pertama, IPC akan membangun lapangan penumpukan, gudang, tank farm, silo, jalan, lapangan parkir, kantor pelabuhan, kantor instansi, jembatan timbang, serta fasilitas penunjang lainnya.

Luas dermaga yang dibangun pada tahap awal ini yaitu 15 hektare untuk dermaga curah kering, 7 hektare untuk dermaga multipurpose, 9,4 hektare untuk dermaga petikemas, dan 16,5 hektare untuk dermaga curah cair.

Pengembangan Terminal Kijing akan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sehingga dapat menjadi pusat industri pengolahan bahan baku baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Pembangunan tahap pertama diharapkan dapat tuntas pada 2019.


Baca juga: Pansus Pelindo II DPR RI tinjau Pelabuhan Internasional Kijing
 

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018