Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Sidiq Handanu menyatakan kasus demam berdarah dengue (DBD) di kota itu mulai meningkat yakni tercatat 240 kasus.

"Hingga Januari hingga Oktober 2018 sudah tercatat 240 kasus DBD atau meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu," kata Sidiq Handanu di Pontianak, Kamis.

Dinkes Pontianak telah melakukan upaya pemberantasan nyamuk Aedes Aegypti dengan melakukan pengasapan dan memberikan pembagian abate dalam membunuh jentik nyamuk di tempat-tempat penampungan air masyarakat.

"Intinya kami terus melakukan upaya penanggulangan dalam mencegah peningkatan kasus DBD di Kota Pontianak, secara kontinyu melakukan pengasapan dan pembagian abate," katanya.

Ia menambahkan, untuk pengasapan pihaknya lakukan dibeberapa lokasi ditemukannya kasus DBD. "Bahkan kami juga melakukan pemetaan guna mengetahui di daerah mana saja yang kasus DBD-nya tinggi," katanya.

Baca juga: RSUD Lanud Supadio lakukan pencegahan demam berdarah dengue
Baca juga: Kasus DBD di Kayong Utara meningkat

Sidiq menambahkan, dalam hal pencegahan munculnya kasus DBD pihaknya memang secara rutin melakukan pengasapan dan lainnya, tetapi pengendalian memang harus dilakukan setiap saat dan dalam jangka panjang.

Data Dinkes Kota Pontianak mencatat daerah yang kasus DBD-nya tinggi, yakni di Kecamatan Pontianak Barat, atau tepatnya di Sungai Jawi Dalam, Sungai Jawi Luar dan Sui Beliung.

Ia menambahkan, penyebab tingginya kasus DBD tersebut, yakni faktor lingkungan serta kebersihannya dan perilaku masyarakat, sehingga pihaknya mendorong masyarakat gencar melakukan tiga M, yakni menguras, menutup dan mengubur.

Kadis Dinkes Kota Pontianak menambahkan, penanganan pasien DBD harus mendapat perawatan Intensif di rumah sakit, jika ditemukan gejala awal DBD, seperti demam panas tinggi dan lainnya.

 

Pewarta: Andilala

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018