Pontianak (Antaranews Kalbar) - Pemkot Pontianak, menyatakan tahun 2019 mendatang pihaknya akan memprioritaskan pengentasan kawasan kumuh di kota itu.

"Salah satu prioritas kami pada APBD tahun 2019 mendatang, yakni pengentasan kawasan kumuh di Kota Pontianak," kata Plt Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Senin.

Selain itu, pihaknya juga memprioritaskan dalam hal percepatan sambungan air bersih pada masyarakat, penataan jalan dan pengaturan lampu lalu lintas di perempatan jalan, serta penyelesaian pembangunan waterfront di sepanjang Sungai Kapuas Pontianak.

"Di tahun mendatang, kami juga akan meningkatkan sejumlah ruas jalan dan penataan taman-taman yang ada di Kota Pontianak," kata Edi.

Data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pontianak, ada pengurangan sekitar 22 hektare kawasan kumuh di Kota Pontianak dalam dua tahun terakhir, yakni tahun 2015 tercatat kawasan kumuh di Pontianak masih sekitar 70 hektare.

Upaya pengentasan kawasan kumuh Kota Pontianak dilakukan bersamaan dengan target program 100-0-100, yakni 100 persen akses air bersih, 0 persen kawasan kumuh, dan 100 persen sanitasi yang baik yang ditargetkan tuntas 2020, katanya.

Dari data yang ada, kawasan kumuh tersebut tersebar di semua kecamatan, yakni dari enam kecamatan yang ada, tetapi ada yang masuk kategori berat dan ringan.

Sebelumnya, Camat Pontianak Kota, Kota Pontianak, Sahroni menyatakan, pihaknya saat ini sedang fokus dalam pengentasan kawasan kumuh di tiga wilayah, yakni di Gang Delima sebelum Kantor KPU Pontianak, Gang Candi Putra depan Rumah Sakit Jiwa dengan masalah penyempitan sungai, dan Gang Belibis terkait sanitasi lingkungan.

Dalam kesempatan tersebut, Sahroni memaparkan sejumlah keberhasilan dalam pembangunan di wilayahnya, termasuk salah satunya soal pengentasan kawasan kumuh di daerah Kampung Sawah, Kelurahan Mariana.

"Kawasan di Kampung Sawah jadi wilayah kumuh yang sudah lama, sehingga sulit terentas. Selain jalan lingkungan yang hanya setengah meter, warga di sana juga tidak punya tempat Mandi Cuci Kakus (MCK), namun sekarang keadaannya berubah 180 derajat," ungkapnya.

 

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018