Solo (Antaranews Kalbar) - Bursa Efek Indonesia (BEI) Surakarta mendorong perusahaan-perusahaan besar yang ada di Solo segera melakukan "go public" atau menjual sebagian sahamnya ke masyarakat.

         "Salah satu upaya yang kami lakukan adalah melakukan kunjungan ke beberapa perusahaan untuk melakukan presentasi tentang 'go public'," kata Kepala Kantor BEI Surakarta M Wira Adibrata di Solo, Selasa.

         Ia mengatakan sejauh ini sudah ada sembilan perusahaan yang dikunjungi. Meski demikian, ia meminta perusahaan agar melakukan pembenahan internal terlebih dahulu.

         "Syarat aset perusahaan-perusahaan yang kami kunjungi sudah memenuhi. Termasuk kalau ini merupakan perusahaan keluarga maka harus ada kesepakatan dari seluruh anggota keluarga terlebih dahulu untuk bisa 'go public'," katanya.

         Ia mengatakan hal itu penting mengingat salah satu konsekuensi perusahaan yang sudah "go public" adalah laporan keuangan perusahaan harus diaudit dan diketahui masyarakat.
   Adapun, dikatakannya, saat ini di wilayah Soloraya ada beberapa perusahaan yang sudah "go public", di antaranya PT Sri Rezeki Isman Tbk (SRIL), PT Sri wahana Tbk (SWAT), PT Indo Acidatama Tbk (SRSN) dan PT Tiga Pilar Tbk (AISA).
   Sebelumnya, Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi mengatakan mengenai syarat aset, perusahaan tersebut harus memiliki aset minimal Rp5 miliar.

         Ia mengatakan ada beberapa keuntungan perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa efek, salah satunya perusahaan tersebut otomatis bertransformasi menjadi lebih terbuka serta berupaya memiliki tata kelola yang lebih baik.

         "Ini akhirnya berhubungan dengan kinerja perusahaan yang mau tidak mau harus tumbuh positif," katanya.


 

Pewarta: Aris Wasita

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018