Pontianak (AntarAntar) - Seluruh taruna siaga bencana (tagana) kabupaten dan kota di Provinsi Kalbar diminta memetakan daerah berpotensi banjir, karena menjelang akhir tahun seperti saat ini, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mulai mengguyur daerah itu.

Ketua Tagana Kalimantan Barat Kamal di Pontianak, Minggu, mengatakan sejumlah daerah di Kalbar yang rawan banjir, antara lain Kota Singkawang, Kabupaten Sambas, dan Bengkayang.

Ia mengatakan setiap anggota tagana harus selalu siaga dan wajib siaga dalam berbagai kondisi.

 Terkait dengan hal itu, kata dia, beberapa tagana di daerah sudah turun ke lapangan guna melihat perkembangan air, terutama di daerah-daerah yang menjadi langganan banjir.

"Dikarenakan curah hujan saat ini cukup deras, maka langsung kita kerahkan anggota untuk melihat perkembangan air, terutama di daerah-daerah yang menjadi langganan banjir," ujarnya.

 Kamal mengimbau kepada warga, utamanya yang tinggal di dataran rendah, untuk lebih waspada mengingat curah hujan beberapa hari terakhir ini cukup tinggi.

"Diperkirakan cuaca ekstrem ini akan berakhir sampai Januari 2019. Kita berharap banjir besar tidak kembali terjadi di Kalbar," tuturnya.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Barat T.T.A. Nyarong menyatakan pihaknya telah mencatat 10 desa terkena banjir dari 196 desa yang masuk dalam peta rawan bencana banjir.

"Sekitar 10 sudah terkena banjir dari 196 desa yang berpotensi tinggi banjir se-Kalbar, sedangkan desa di Kalbar berjumlah 2.031 desa," katanya.

 Ia menyebutkan beberapa desa yang mulai diserang banjir, Teluk Barak dan Embaloh Hulu di Kapuas Hulu, dan Kabupaten Landak pada Oktober lalu sudah mulai terendam banjir.

 Ia menerangkan bahwa berdasarkan informasi BMKG beberapa waktu lalu, daerah-daerah di Kalbar khususnya yang masuk kategori daerah rawan banjir, yaitu 196 desa.

Desa-desa itu, katanya, harus siap siaga menghadapi bencana banjir lantaran telah masuk musim hujan.

Bahkan, ia mengingatkan daerah harus siap menghadapi bencana banjir hingga awal 2019.

Dalam menangani banjir, longsor, dan puting beliung, ia telah memerintahkan BPBD kabupaten dan kota melaksanakan rapat koordinasi lintas sektoral, termasuk dengan TNI, Polri, dan Basarnas.

"Saya sudah meminta pada daerah melalui BPBD-nya untuk melaksanakan rapat koordinasi dengan instansi terkait, kemudian berkoordinasi juga dengan BMKG," ujar Nyarong. 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018