Jakarta (ANTARA) - Ahli dermatologi dr. R. Aj. Putri Ambarani P., Sp. D.V.E mengingatkan warga segera membersihkan kaki dan bagian tubuh lainnya yang terkena air banjir untuk mencegah terkena penyakit kulit seperti dermatitis kontak (eksim).
"Apabila kaki terendam, terpaksa berjalan di genangan air, jangan terlalu lama kalau bisa, segera dikeringkan dan dibersihkan sehingga tidak menyebabkan kerusakan kulit yang akhirnya menimbulkan penyakit kulit," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Putri menyarankan warga mengenakan alas kaki yang tertutup, berbahan karet dan sebisa mungkin menghindari kontak dengan air banjir tanpa pelindung.
Dokter spesialis dermatologi venereologi estetika di RS Pondok Indah itu juga mengatakan warga sebaiknya sebisa mungkin menjaga kebersihan tubuh, kendati mungkin ini sulit dilakukan.
Upaya ini termasuk mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum dan sesudah menyentuh barang.
Adapun penyakit kulit yang dapat muncul saat banjir, salah satunya dermatitis kontak atau radang kulit, terutama dermatitis kontak iritan. Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti kulit terasa gatal, ruam kemerahan dan nyeri.
Putri menuturkan, pada prinsipnya air merupakan bahan iritan. Apalagi air banjir yang banyak mengandung bahan iritatif seperti detergen, pestisida, zat kimia lain sehingga dapat menyebabkan kulit jadi meradang, bercak merah disertai rasa terbakar, gatal dan panas.
"Berat-ringannya dermatitis ini bergantung pada lamanya terendam dalam air. Jadi makin lama terendam makin rusak kulit tersebut, makin berat kondisi dermatitisnya," tutur dia.
Karena itu, demi mencegah terkena penyakit ini, Putri mengingatkan warga untuk menjaga kebersihan diri dan sebisa mungkin mengenakan alas kaki dengan penutup saat berkontak dengan air banjir.
Lalu, apabila sudah terjadi kondisi dermatitis, maka usahakan tidak menggaruk kulit yang gatal, mengompres area yang terkena dengan kompres dingin dan hindari zat pemicu iritasi seperti air banjir.
Selain itu, pantau kondisi dengan saksama dan perhatikan ada atau tidaknya perburukan gejala seperti ruam meluas dan semakin nyeri. Bila itu terjadi, maka segeralah berobat ke sarana kesehatan.
Di pesisir Jakarta, banjir rob kemungkinan masih mungkin terjadi hingga 3 Januari 2025, seperti disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.
BPBD DKI mengingatkan warga yang tinggal di pesisir seperti Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, Muara Angke, hingga Kepulauan Seribu untuk mewaspadai potensi banjir rob atau banjir pesisir ini.