Pontianak (Antaranews Kalbar) - Wakil Ketua DPRD Singkawang, Sumberanto Tjitra meminta kepada pemerintah kota setempat untuk bisa menjaga ketersediaan stok dan mengantisipasi kenaikan harga beras di kota itu.
"Pemerintah berkewajiban menjaga penyediaan stok beras di pasaran, sebagai bentuk pelayanan untuk memenuhi kebutuhan akan pangan bagi masyarakat," kata Sumberanto di Singkawang, Selasa.
Menurutnya, untuk mencegah ketersediaan stok dan stabilitas harga, operasi Pasar (OP) merupakan sebuah bentuk kepedulian pemerintah dalam mengendalikan harga pasar. Disamping itu pengusaha beras agar lebih berhati-hati kalau menaikkan harga, karena penetapan harga eceran tertinggi (HET) sudah dilakukan.
Untuk itu, lanjutnya, pengawasan dan kesiapan pengamanan stok menjelang Hari Raya Imlek nanti harus mendapat perhatian. "Sudah pasti permintaan stok beras akan semakin bertambah," ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Singkawang bersama dengan Bulog, TNI dan Satgas Pangan menggelar operasi pasar (OP) di Pasar Beringin Singkawang, belum lama ini.
Dalam giat tersebut, selain beras yang dijual, Pemkot Singkawang juga menjual gula, minyak goreng dan tepung terigu.
Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Singkawang, Hendryan mengatakan, operasi pasar yang digelar merupakan instruksi dari Menteri Perdagangan secara serentak se-Indonesia.
"Hal itu dikarenakan harga beras di pasaran sampai saat ini belum turun dan masih diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah," katanya.
Menurutnya, itu disebabkan para petani belum memasuki masa panen ditambah lagi pasokan (stok) terbatas, sehingga harga beras masih diatas HET yang sudah ditetapkan pemerintah.
Seperti pada beras medium, HET yang sudah ditetapkan pemerintah adalah seharga Rp9.950 per Kilogram, namun di pasaran dijual antara Rp10 ribu - Rp10.500 per Kilogram.
Demikian juga dengan beras premium, HET nya adalah seharga Rp13.350 per Kilogram, namun di pasaran dijual antara Rp13.500 - Rp14.000 per Kilogram.
"Sehingga inilah yang diantisipasi oleh pemerintah terutama pada kurangnya pasokan (stok) sehingga terjadi kenaikan harga karena permintaan agak meningkat," ujarnya.
Oleh karena itu, diambilah cadangan beras nasional yang berada di Bulog. Karena sesuai dengan petunjuk tehnis, beras ini dapat dikeluarkan apabila ada perintah dari Menteri Perdagangan.
"Insya Allah satu bulan kedepan, diharapkan beras Bulog ini mampu menstabilkan harga dan menjaga pasokan (stok) yang ada di Kota Singkawang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Pemerintah berkewajiban menjaga penyediaan stok beras di pasaran, sebagai bentuk pelayanan untuk memenuhi kebutuhan akan pangan bagi masyarakat," kata Sumberanto di Singkawang, Selasa.
Menurutnya, untuk mencegah ketersediaan stok dan stabilitas harga, operasi Pasar (OP) merupakan sebuah bentuk kepedulian pemerintah dalam mengendalikan harga pasar. Disamping itu pengusaha beras agar lebih berhati-hati kalau menaikkan harga, karena penetapan harga eceran tertinggi (HET) sudah dilakukan.
Untuk itu, lanjutnya, pengawasan dan kesiapan pengamanan stok menjelang Hari Raya Imlek nanti harus mendapat perhatian. "Sudah pasti permintaan stok beras akan semakin bertambah," ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Singkawang bersama dengan Bulog, TNI dan Satgas Pangan menggelar operasi pasar (OP) di Pasar Beringin Singkawang, belum lama ini.
Dalam giat tersebut, selain beras yang dijual, Pemkot Singkawang juga menjual gula, minyak goreng dan tepung terigu.
Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Singkawang, Hendryan mengatakan, operasi pasar yang digelar merupakan instruksi dari Menteri Perdagangan secara serentak se-Indonesia.
"Hal itu dikarenakan harga beras di pasaran sampai saat ini belum turun dan masih diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah," katanya.
Menurutnya, itu disebabkan para petani belum memasuki masa panen ditambah lagi pasokan (stok) terbatas, sehingga harga beras masih diatas HET yang sudah ditetapkan pemerintah.
Seperti pada beras medium, HET yang sudah ditetapkan pemerintah adalah seharga Rp9.950 per Kilogram, namun di pasaran dijual antara Rp10 ribu - Rp10.500 per Kilogram.
Demikian juga dengan beras premium, HET nya adalah seharga Rp13.350 per Kilogram, namun di pasaran dijual antara Rp13.500 - Rp14.000 per Kilogram.
"Sehingga inilah yang diantisipasi oleh pemerintah terutama pada kurangnya pasokan (stok) sehingga terjadi kenaikan harga karena permintaan agak meningkat," ujarnya.
Oleh karena itu, diambilah cadangan beras nasional yang berada di Bulog. Karena sesuai dengan petunjuk tehnis, beras ini dapat dikeluarkan apabila ada perintah dari Menteri Perdagangan.
"Insya Allah satu bulan kedepan, diharapkan beras Bulog ini mampu menstabilkan harga dan menjaga pasokan (stok) yang ada di Kota Singkawang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019