Pontianak (Antaranews Kalbar) - PT Pertamina (Persero) Wilayah Kalbar, mencatat sepanjang tahun 2018, penggunaan BBM nonsubsidi seperti pertalite meningkat sebesar 32 persen.

"Dari data kami, tercatat penggunaan BBM jenis pertalite meningkat sekitar 32 persen atau sebanyak 347.02 KL sepanjang 2018, dari tahun sebelumnya sebanyak 262.372 KL," kata Sales Eksekutif Retail VI, PT Pertamina Wilayah Kalbar, Benny Hutagaol di Pontianak, Rabu.

Selain itu, untuk BBM jenis pertamax juga mengalami peningkatan sebesar 0,27 persen, dari sebelumnya 10.675 KL di tahun 2017, meningkat menjadi 10.704 KL di tahun 2018.

"Untuk BBM jenis dexlite juga meningkat tinggi, yakni sebesar 155,55 persen dari sebelumnya 4.304 KL di tahun 2017 meningkat menjadi sebesar 10.999 KL di tahun 2018. Kemudian untuk BBM jenis pertamina dex meningkat sebesar 119,28 persen, dari sebesar 783 KL di tahun 2017 meningkat menjadi sebanyak 1.717 KL di tahun 2018," ungkapnya.

Kemudian BBM jenis bio solar (subsidi) menurun sebesar 10,75 persen dari sebelumnya 280.185 KL menjadi 250.067 KL di tahun 2018, katanya.

Sementara itu, untuk BBM jenis premium atau penugasan (tidak disubsidi tetapi harganya ditetapkan pemerintah) mengalami penurunan sebesar 35,94 persen, yakni dari sebelumnya 348.211 KL di tahun 2017, turun menjadi sebesar 223.072 KL di tahun 2018.

"Meningkatnya pemakaian pertalite dan pertamax karena kesadaran masyarakat akan kualitas BBM tersebut, karena sesuai dengan kebutuhan kendaraan mereka yang membutuhkan RON yang lebih tinggi dari premium," katanya.

Dalam kesempatan itu, Benny menambahkan permintaan BBM nonsubsidi di wilayah Kota Pontianak dan sekitarnya mengalami peningkatan pasca mengalami penyesuaian harga, Sabtu (5/1).

Dari data yang pihaknya peroleh, BBM pertamax mulai menunjukkan peningkatan permintaan sekitar lima persen, kemudian dexlite juga mengalami peningkatan permintaan sekitar tujuh hingga delapan persen, katanya.

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019