Pontianak (Antaranews Kalbar) – Berkat kerja keras dan ketekunanya di bidang usaha tempe, Witok warga Desa Jagur, Kabupaten Sambas mampu menguliahkan anaknya di Politeknik Negeri Sambas (Poltesa).

“Usaha ini sudah sejak lama saya tekuni yakni 1996 lalu hingga kini. Dengan usaha tempe saya bisa menyekolahkan anak saya dan bahkan sampai kuliah di perguruan tinggi terbesar di Sambas," ujar Witok saat dihubungi di Sambas, Kamis.

Ia menceritakan bahwa awal untuk membuat tempa ia hanya belajar secara otodidak. Dengan bermodal kerja keras dan kemauan yang tinggi di tengah keterbatasan ekonomi, Witok terus belajar dan menekuni usaha tersebut.

"Dulu belajar tidak pakai guru hanya tanya- tanya saja. Awal dicoba dan terus dilakukan sehingga akhirnya, juga bisa," kenangnya.

Ia bersyukur usaha tempenya sejak dulu sampai sekarang terus berkembang. Hal itu karena memang tempe banyak digemari oleh masyarakat.

"Tempe sangat digemari karena selain harganya yang terjangkau juga banyak mengandung gizi yang baik baik bagi tubuh," papar dia.

Baca juga: Kejayaan Produsen Tempe Selesai Sejak 1998
Baca juga: Indonesia Angkat Tahu-Tempe Pada Kongres Alzheimer

Menurutnya pembuatan tempe tidaklah terlalu sulit. Prosesnya juga tidak terlalu lama. Begitu juga modal usaha yang relatif kecil.

“Pembutan tempe memerlukan bermacam- macam proses yakni dimulai dengan perendaman, penggilingan, pembilasan, perebusan dan pemberian ragi. Setelah diragi dikemas baik menggunakan daun atau kantong plastik sesuai ukuran yang dibutuhkan. Dua hari kemudian tempe jadi dan siap dijual," kata dia.

Saat ini ia mampu memproduksi tempe sekitar 500 keping per hari atau 70 - 100 kilogram kedelai yang dibutuhkan.

"Pembuatan tempe bisa meningkat kalau ada pemesan dari orang lain misalnya dalam acara pernikahan,"jelas dia.

Penjualnya sendiri menurut Witok tidak lah terlalu sulit. Hal itu dikarenkan sudah ada pelangan tetap yang selalu mengambil di rumahnya.

"Saya juga ada berjualan langsung dengan konsumen di pasar rakyat yang ada di Sambas. Belum lagi ada yang permintaan secara khusus saat pesta perkawinan dan lainnya,"kata dia.

Dalam memproduksi tempe, ia dibantu anaknya yang kuliah dari hasil usaha tempe tersebut. Selain ia juga ada merekrut karyawan sebanyak empat orang.

"Untuk kendala di usaha tempe hanya pada produksi yakni saat musim hujan. Proses tempe jadi agak lama dari biasanya," tutup dia.
 

Pewarta: Tim Magang Poltesa/Lina

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019