Pontianak (Antaranews Kalbar) - Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPPKP) Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, mengembangkan varietas padi lokal Palawakng agar bisa memenuhi kebutuhan beras jenis premium di pasar modern.

Salah satu upaya yang dilakukan, melalui program perbaikan varietas serta melakukan pemeriksaan fase vegetatif pada padi Palawakng yang telah ditanam di daerah Takiung, Dusun Bebehan, Desa Sidas, Kecamatan Sengah Temila.

Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemkab Landak, Eva Octaviani di Pontianak, Selasa, mengatakan salah satu perbaikan tersebut diantaranya dengan melakukan pembersihan rumput liar yang tumbuh di sekitar tanam padi palawakng yang bertujuan untuk mempermudah perawatan padi.

 "Selain itu juga untuk mencegah serangan hama dan menjauhkan padi dari gulma yang mengganggu atau menghambat pertumbuhan padi palawakng," kata Eva.

Eva menambahkan padi Palawakng yang diprogramkan pada program perbaikan varietas padi lokal palawakng ini ada tiga varietas, yaitu padi palawakng salon, padi palawakng gaeng dan padi palawakng balacant.

 "Ketiga varietas padi palawakng tersebut memiliki ciri khas bentuk masing-masing dan memiliki aroma yang wangi atau bersifat aromatik," papar Eva.

 Sementara itu, Bupati Landak Karolin Margret Natasa berharap program perbaikan varietas padi lokal tersebut bisa meningkatkan kualitas dan hasil produksi sehingga bisa masuk ke pasar modern.

"Saya mendukung program ini, sehingga beras produksi Kabupaten Landak bisa masuk ke pasar modern dengan standar tipe beras premium," ujar Karolin.

Pengembangan varietas padi lokal ini, jelas Karolin, diharapkan bisa menjadikan jenis padi dari Kabupaten Landak ini bisa bersaing dengan varietas padi yang ada di luar Kabupaten Landak maupun dari luar Kalimantan Barat.

"Saya ingatkan instansi terkait untuk lebih serius dan fokus mengawal pengembangan program varietas padi lokal palawakng yang merupakan padi lokal khas kabupaten landak," ujar Karolin.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019