Pontianak (Antaranews Kalbar) - Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Kalimantan Barat(Kalbar) memaparkan delapan hasil penelitian selama tahun 2018 terkait kebudayaan dan potensi SDA yang ada di provinsi itu.

"Balitbang Kalbar pada 2018 menghasilkan sedikitnya delapan buah judul penelitian. Kedelapan hasil penelitian yang pada prosesnya melibatkan para pakar dan akademisi ini dilakukan sepanjang Januari hingga Desember 2018," kata Kepala Balitbang Provinsi Kalbar, Agatho Adan di Kantor Balitbang Provinsi setempat, Selasa.

Dia menjelaskan, penelitian yang dihasilkan ini pun meliputi berbagai aspek, baik budaya, sosial, ekonomi, hingga lingkungan. Tidak hanya itu, aspek lain seperti pertanian, perkebunan, dan kelautan juga turut diteliti.

Adapun delapan judul penelitian yang dihasilkan oleh Balitbang Provinsi Kalbar antara lain, Model dan Strategi Pengembangan Produk Ternak dalam Rangka Mendukung Program Swasembada Produk Ternak di Kalbar oleh Achmad Nasar Setia Budi, Ahmad Tohardi dan Arifin; Dukungan Kebijakan Pemerintah Daerah dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove oleh Reny Rianti, Ida Rochmawati, dan Emi Roslinda.

Baca juga: Balitbang Kalbar berbenah dan dukung pembangunan daerah

Kemudian, Identifikasi Kelompok-Kelompok Suku Dayak di Kalbar oleh Edy Agustinus, Albertus, dan Donatinaus, Dampak Sosial Pembangunan Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah oleh Junaidi, Ngusmanto, dan Bima Sujendra, Strategi Pengembangan Kebun Raya Sambas oleh Dwi Septiyarini, Pramushinta Arum Pynanjung dan Giska Hediyanti.

Selain itu, Model Pemanfaatan Tanaman Obat Tradisional Melalui Kearifan Lokal di Kalimantan Barat oleh Resky, Fathul Yusro dan Indah Budiastutik, Peluang UMKM/IKM dalam Memproduksi Produk Hilir Karet di Kalimantan Barat oleh Rudy Setyo Utomo, Tri Wahyudi, Marcelina dan Iwan Yusiardi serta Rendemem Bawang Merah pada Tanah-Tanah di Kalbar oleh Rudy Setyo Utomo, Dina Omayani dan Achmad Nashar Setyabudi.

Agatho mengatakan, melalui masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada, hendaknya penelitian ini dapat dioptimalkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalbar.

"Hasil penelitian itu mudah-mudahan bisa dimanfaatkan oleh Pemprov Kalbar melalui SKPD masing-masing guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Agatho mengemukakan, bahwa penelitian-penelitian yang dihasilkan oleh Balitbang sejauh ini belum banyak diserap oleh Pemprov Kalbar.

Dengan kata lain, penelitian yang dihasilkan oleh satu-satunya SKPD yang memiliki fungsi di bidang penelitian dan pengembangan di lingkungan Pemprov Kalbar ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh Pemprov setempat.

Baca juga: Sutarmidji ajak semua komponen masyarakat terlibat pembangunan di Kalbar

"Belum terserap dan belum digunakan semaksimal mungkin karena gaungnya belum ada, Kita sekarang membangun supaya bisa gaungnya ada. Ke depan kita akan memperkuat penelitian itu supaya bisa terserap oleh Pemprov Kalbar," kata Agatho.

Dia menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Balitbang didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah(RPJMD) Provinsi Kalbar perode 2013-2018.

"Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan oleh Balitbang Provinsi Kalbar ini tidak dilakukan sesuka hati, tetapi untuk menunjang kebijakan. Oleh karena itu, kita selama ini mengacu kepada kebijakan RPJMD 2013-2018 Provinsi Kalbar," kata Agatho.

Ditanya mengenai rencana penelitian yang akan dilakukan pada 2019, dia menjelaskan, pihaknya bakal meneliti penyakit rabies. Tidak hanya itu, beberapa sektor di kawasan perbatasan seperti pertanian dan kemiskinan juga bakal diteliti guna mempercepat kemajuan daerah perbatasan.

"Mungkin ke depannya mau meneliti penyakit rabies, pertanian dan kemiskinan di wilayah perbatasan yang berkaitan dengan kemajuan wilayah perbatasan," ujar Agatho.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019