Pontianak  (Antaranews Kalbar) - Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menyatakan, Provinsi Kalbar mempunyai modal penting dalam menciptakan Pemilu 2019 yang kondusif.

"Saat penyelenggaraan Pilkada serentak tahun 2017 dan 2018 lalu, suasana di Kalbar tetap kondusif," kata Tito Karnavian saat melakukan kunjungan kerja di Pontianak, Selasa.

Dalam kesempatan itu, dia mengapresiasi masyarakat Kalbar mulai dewasa dalam berdemokrasi sehingga dapat membuat suasana kondusif. "Kita berharap Pilpres yang digelar?secara serentak dengan Pileg itu juga dapat berjalan dengan aman," ujarnya.

Kapolri dan rombongan melakukan kunjungan kerja ke Pontianak dalam rangka meninjau langsung upaya-upaya pencegahan dan penindakan Karhutla, serta mengevaluasi Operasi Mantap Praja dalam rangka pengamanan Pemilu 2019 di Kalbar.

Ia menambahkan, dirinya ke Kalbar juga dalam rangka mengevaluasi jajaran Polda Kalbar dalam rangka pengamanan menjelang Pemilu. Polri, menurut dia, sudah menggandeng stakeholder terkait termasuk KPU, Bawaslu dan TNI termasuk media massa, agar memberikan pesan yang baik kepada masyarakat agar Pemilu 2019 berjalan aman dan kondusif.

 "Dalam situasi politik yang seperti sekarang ini, upayakan semuanya termasuk media juga turut mendinginkan dan jangan memanaskan," katanya.

Dalam kesempatan itu, Kapolri juga memerintahkan kepada seluruh jajarannya untuk memonitor media sosial, agar penyebaran berita hoaks atau pun yang lainnya dapat dicegah sedini mungkin.

"Black Campaign (kampanye hitam) itu merusak demokrasi, kampanye tentang sesuatu yang tidak benar atau tidak sesuai fakta, sehingga bisa diancam UU ITE," katanya.

Para penyebar berita bohong, tentunya dapat merusak demokrasi dan memicu konflik, karena pendukung pasangan calon dapat marah jika calonnya itu difitnah sedemikian rupa atau tidak benar, katanya.

 "Saya sudah perintahkan, agar para penyebar `black campaign` supaya ditindak tegas," kata Tito.

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019