Landak (ANTARA) - Pemerintah kabupaten(pemkab) Landak melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat bekerja sama dengan Wahana Visi Indonesia(WVI) untuk meningkatkan minat membaca para siswa SD dengan permainan.

Bupati Landak, Karolin Margret Natasa, di Ngabang, Sabtu, berharap program ini nantinya bisa terus berkembang untuk semua sekolah yang sebagian besar muridnya masih belum bisa membaca, sehingga realisasinya yang didapat salah satunya adalah adanya perubahan pada kemampuan membaca murid.

"Harapan kita program ini juga bisa diterapkan di sekolah lainnya yang ada di Kabupaten Landak, sehingga murid kelas 3 yang awalnya kesulitan membaca menjadi bisa membaca dan memahami isi bacaan itu," katanya.



Menurut Bupati, hal itu merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan dan mempersiapkan SDM yang berkualitas serta memiliki daya saing di Kabupaten Landak.

"Salah satu upaya tersebut diantaranya dengan menggandeng WVI bekerja sama dalam bidang pendidikan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh WVI pada 2017 di 26 SD yang ada di Kecamatan Ngabang dan Kecamatan Jelimpo, masih banyak siswa kelas 3 SD yang belum bisa membaca," kata Koordinator Pendidikan WVI, Venny Samosir.

Dia menjelaskan, dari survei tersebut, sebanyak 49 persen siswa kelas 3 yang belum bisa membaca sesuai usianya, bahkan beberapa sekolah ada yang mencapai 85 persen siswa kelas 3 yang tidak bisa membaca.



Hasil survei tersebut yang kemudian melatarbelakangi Program Wahana Literasi beker jasama dengan pemkab Landak.

"Tujuan diadakannya Program Wahana Literasi ini adalah untuk memberikan keterampilan kepada para guru dalam memberikan pengajaran membaca bagi murid SD kelas bawah terutama kelas 3 dengan cara yang kreatif sehingga mereka bisa membaca dan memahami teks bacaan dengan cepat," ujarnya.

Venny mengatakan, program tersebut sudah mulai dilaksanakan di SD Negeri 05 Angan Tembawang, Kecamatan Jelimpo pada Jumat(1/3).



"Kita melakukan survei di 26 Sekolah terkait dengan kemampuan membaca anak-anak, terutama yang kelas 3. Kalau melihat tingkatan usia harusnya kelas 3 SD itu sudah bisa membaca," katanya.

Artinya, lanjut dia, jika diberikan teks harusnya mereka bukan hanya sudah bisa membaca, tetapi juga memahami isi dari teksnya.

Sedangkan, Kepala Bidang Pembinaan SD, Buyung mengatakan, pihaknya merespon masalah tersebut dengan menggenjot kemampuan membaca para siswa melalui Program Wahana Literasi hasil kerja sama dengan WVI.



Saat ini telah dipilih dua sekolah rintisan yang melaksanakan program Wahana Literasi yaitu SD Negeri 05 Angan Tembawang dan SD Negeri 06 Pawis Hilir di Kecamatan Jelimpo.

"Berdasarkan hasil survei yang dilakukan WVI, dua sekolah ini adalah sekolah yang muridnya mempunyai kesulitan membaca terbesar yang hampir semua murid kelas 3 tidak bisa membaca," kata Buyung.

Dalam program Wahana literasi ini, guru diberikan pelatihan dan keterampilan bagaimana mengajarkan membaca kepada anak-anak dengan cara yang kreatif dan menyenangkan bagi anak-anak.



Adapun media yang dipakai untuk mengajar yaitu berupa kartu huruf, kartu kata dan media literasi lainnya yang ditempel pada dinding kelas.

Selain itu juga belajar dengan menggunakan permainan supaya anak-anak terpancing untuk mengetahui hurufnya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019