Palang Merah Indonesia Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat menggelar kegiatan penyegaran dan simulasi posko bagi 40 anggota Korps Sukarela (KSR) yang berasal dari unit perguruan tinggi di Pontianak dalam penanganan tanggap darurat bencana.
"Ajang berlatih bersama para relawan PMI berbasis mahasiswa ini guna melatih kemampuan para relawan PMI dalam penanganan tanggap darurat bencana," kata Wakil Ketua Bidang PMR dan Relawan PMI Kota Pontianak, Edi Yusnandar di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan, latihan gabungan tersebut sebagai aktualisasi kesiapan Posko PMI, khususnya PMI Kota Pontianak, dalam upaya tanggap darurat bencana.
"Latihan digelar dalam simulasi, untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi semua unsur relawan dalam penanganan tanggap darurat bencana, terutama dalam hal kesiapan posko penanggulangan bencana," ujarnya.
Ia menambahkan, selain diberikan materi manajemen posko yang menjadi syarat utama dalam hal pengorganisasian semua unsur pelayanan, para peserta juga menerima materi pertolongan pertama, serta assessment atau teknik mengidentifikasi dan analisis sebuah situasi tertentu dalam keadaan darurat.
Bagi PMI, posko penanggulangan bencana ini merupakan unsur penting dan sebagai ujung tombak pusat informasi dan pelayanan PMI di lapangan, katanya.
Karenanya, dibutuhkam relawan yang terampil dan sigap dalam melaksanakan tugas kemanusian sehingga dalam pengelolaannya, posko ini dapat berfungsi sebagai pusat informasi untuk keberlangsungan pelayanan yang diberikan PMI secara cepat, tepat, dan terkoordinasi.
"PMI sebagai organisasi kemanusiaan dituntut dapat berperan secara profesional, tanggap dan bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Untuk tujuan itu, PMI menilai pelatihan seperti ini sebagai sesuatu yang sangat penting agar relawan memiliki kemampuan teknis manajemen posko yang baik.
"Tentunya dengan terus dilatih secara berkala, karenanya, ke depan kegiatan seperti ini akan dilakukan secara periodik oleh PMI," kata Edi.
Dalam pelatihan yang diinisiasi oleh PMI Kota Pontianak ini melibatkan tujuh KSR, yakni selain KSR Markas PMI Kota Pontianak, juga KSR Politeknik Negeri Pontianak (Polnep), Universitas Tanjungpura (Untan), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Pontianak, Politeknik Kesehatan (Poltekes) Pontianak dan Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP).
Sementara itu, Sekretaris PMI Kalimantan Barat, Adi Sumariadi yang memantau secara langsung kegiatan itu berharap para relawan terus memaksimalkan perannya untuk mampu menjalankan misi-misi kemanusiaan.
"Salah satunya dengan memerankan diri sebagai individu maupun dalam kapasitasnya sebagai anggota PMI yang selalu aktif dan peduli terhadap berbagai upaya penanganan masalah kemanusiaan," katanya.
Keberhasilan pelayanan kepalangmerahan saat tanggap darurat bencana ini, lanjut Adi, sangat dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya kecepatan dan ketepatan memperoleh dan mengolah data maupun informasi yang akurat di lapangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Ajang berlatih bersama para relawan PMI berbasis mahasiswa ini guna melatih kemampuan para relawan PMI dalam penanganan tanggap darurat bencana," kata Wakil Ketua Bidang PMR dan Relawan PMI Kota Pontianak, Edi Yusnandar di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan, latihan gabungan tersebut sebagai aktualisasi kesiapan Posko PMI, khususnya PMI Kota Pontianak, dalam upaya tanggap darurat bencana.
"Latihan digelar dalam simulasi, untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi semua unsur relawan dalam penanganan tanggap darurat bencana, terutama dalam hal kesiapan posko penanggulangan bencana," ujarnya.
Ia menambahkan, selain diberikan materi manajemen posko yang menjadi syarat utama dalam hal pengorganisasian semua unsur pelayanan, para peserta juga menerima materi pertolongan pertama, serta assessment atau teknik mengidentifikasi dan analisis sebuah situasi tertentu dalam keadaan darurat.
Bagi PMI, posko penanggulangan bencana ini merupakan unsur penting dan sebagai ujung tombak pusat informasi dan pelayanan PMI di lapangan, katanya.
Karenanya, dibutuhkam relawan yang terampil dan sigap dalam melaksanakan tugas kemanusian sehingga dalam pengelolaannya, posko ini dapat berfungsi sebagai pusat informasi untuk keberlangsungan pelayanan yang diberikan PMI secara cepat, tepat, dan terkoordinasi.
"PMI sebagai organisasi kemanusiaan dituntut dapat berperan secara profesional, tanggap dan bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Untuk tujuan itu, PMI menilai pelatihan seperti ini sebagai sesuatu yang sangat penting agar relawan memiliki kemampuan teknis manajemen posko yang baik.
"Tentunya dengan terus dilatih secara berkala, karenanya, ke depan kegiatan seperti ini akan dilakukan secara periodik oleh PMI," kata Edi.
Dalam pelatihan yang diinisiasi oleh PMI Kota Pontianak ini melibatkan tujuh KSR, yakni selain KSR Markas PMI Kota Pontianak, juga KSR Politeknik Negeri Pontianak (Polnep), Universitas Tanjungpura (Untan), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Pontianak, Politeknik Kesehatan (Poltekes) Pontianak dan Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP).
Sementara itu, Sekretaris PMI Kalimantan Barat, Adi Sumariadi yang memantau secara langsung kegiatan itu berharap para relawan terus memaksimalkan perannya untuk mampu menjalankan misi-misi kemanusiaan.
"Salah satunya dengan memerankan diri sebagai individu maupun dalam kapasitasnya sebagai anggota PMI yang selalu aktif dan peduli terhadap berbagai upaya penanganan masalah kemanusiaan," katanya.
Keberhasilan pelayanan kepalangmerahan saat tanggap darurat bencana ini, lanjut Adi, sangat dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya kecepatan dan ketepatan memperoleh dan mengolah data maupun informasi yang akurat di lapangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019