Informasi Hoax yang beredar menjelang pemilu terkait berita Petir menggelegar saat Presiden Joko Widodo memasuki Ka'bah dipastikan adalah berita bohong, berdasarkan cek fakta yang dilakukan oleh tim International Fact Checking Network (IFCN).
Diketahui, informasi tersebut dimuat pada laman www.aljazera.online memuat artikel berjudul Petir Menggelegar Setelah Presiden Indonesia Masuk ke Kabah pada 15 April 2019. Artikel tersebut mengaitkan gangguan instalasi listrik menara jam di Makkah dengan sambaran petir dan kegiatan capres petahana Joko Widodo atau Jokowi umrah di masa tenang Pilpres 2019.
Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Jokowi diberi kesempatan masuk ke dalam Kakbah di Masjidil Haram saat menunaikan ibadah umrah di Tanah Suci
"Pada kesempatan itu, Presiden, Ibu Iriana, dan rombongan terbatas berkesempatan masuk ke dalam Kakbah," demikian informasi yang diterima dari Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Seusai masuk ke dalam Kakbah, Presiden bersama rombongan melakukan tawaf yang kemudian dilanjutkan dengan shalat Subuh berjamaah di depan multazam. 
Saat itu, menara jam tertinggi dunia di kota suci Mekkah, Arab Saudi mendadak gelap. Setelah instalasi listrik di bangunan itu terganggu akibat sambaran petir.
Di laporan harian lokal Sabq, listrik di menara jam yang menghadap langsung ke Kakbah itu sempat padam dalam beberapa jam, sebelum akhirnya dipulihkan dan kembali normal.
"Daya listrik sudah berhasil dipulihkan beberapa jam kemudian setelah kejadian. Kini sudah berfungsi dengan baik dan tidak ada lagi masalah," kata seorang pejabat pemerintah di Makkah.
Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan yang disebar grup percakapan Whatsapp para jurnalis, Sohaib Jassim, dimana Kepala Biro Jakarta Al Jazeera Media Network menegaskan, www.aljazera.online tak terkait dengan pihaknya. Bahkan, dia menegaskan bahwa Al Jazeera Media Network tidak pernah memproduksi tulisan itu dan tidak memiliki hubungan apapun dengan pengelola situs tersebut
"Kami, Al Jazeera Media Network mengecam keras penggunaan nama situs yang seolah-olah mirip dengan nama media kami. Al Jazeera Media Network mendesak agar pengelola situs aljazera.online dan situs-situs lain yang mencatut nama kami agar segera mengganti nama karena sangat merugikan Al Jazeera Media Network," tuturnya.
Dia juga menegaskan bahwa Al Jazeera Media Network tidak memiliki situs berita online berbahasa Indonesia hingga saat ini.
Sebagai informasi tambahan, Al Jazeera Media Network merupakan jaringan media internasional berbasis di Qatar yang menaungi stasiun televisi Al Jazeera English Channel, Al Jazeera Arabic Channel, Al Jazeera Documentary, Al Jazeera Mubasher (Live), aljazeera.com (Bahasa Inggris), aljazeera.net (Bahasa Arab), AJ+, dan lainnya.
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019