Listrik desa yang menjadi dambaan masyarakat yang selama ini belum merasakan penerangan di Kalbar terus hadir dan satu di antara yang baru diresmikan yakni di Desa Nanga Kelampai, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

General Manager PLN UIW Kalbar, Agung Murdifi mengatakan hadirnya listrik desa tersebut merupakan bentuk komitmen PLN untuk terus meningkatkan rasio desa berlistrik yang ada di Kalbar.

"Hadirnya listrik di Desa Nanga Kelampai dan beberapa desa lainnya yang bersamaan diresmikan bisa dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Untuk itu mari kita jaga aset infrastruktur kelistrikan yang sudah dibangun agar pasokan listriknya aman, terutama dari gangguan tanam tumbuh yang berada di sekitar jaringan listrik," ujarnya di Pontianak, Rabu.

Ia memaparkan di Kabupaten Ketapang di waktu bersamaan selain di Desa Nanga Kelampai turut juga diresmikan penyalaan listriknya, yakni desa Menyembung, Benua Krio, Air Durian Jaya, Mekar Sari, dan Jungkal.

"Untuk melistriki enam desa tersebut kami telah membangun jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 36,31 kms, jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 21,02 kms, dan 11 unit gardu distribusi berkapasitas 550 kVA, dengan total sambungan rumah yang akan dilistriki sebanyak 1.292 rumah," kata dia.

Peresmian dan penyalaan listrik yang masuk ke desa juga dihadiri oleh Bupati Ketapang, Martin Rantan ditandai dengan penyalaan listrik di salah satu rumah warga.

Martin menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Ketapang mendukung sepenuhnya upaya PLN dalam melaksanakan pembangunan dan perluasan jaringan listrik. Sehingga nantinya akan banyak desa yang akan menikmati listrik dari PLN.

"Kami akan segera membuat surat edaran kepada seluruh camat dan kepala desa untuk mendukung PLN dalam menjaga infrastruktur kelistrikan, terutama jaringan listrik agar tidak terganggu oleh tanam tumbuh milik warga," tegas Martin.

Sementara itu juga, Kepala Desa Nanga Kelampai, Radinus, menyambut baik listrik yang segera menyala di desa mereka. Keberadaan listrik tentunya akan membuat kehidupan warga desa menjadi lebih baik lagi.

Menurutnya sebelum adanya listrik, untuk keperluan penerangan warga menggunakan genset dan harus mengeluarkan biaya sekitar Rp600 ribu - Rp700 ribu per bulan nya untuk membeli solar, itu pun belum termasuk biaya perawatan mesin genset jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan.

"Mimpi dan penantian panjang kami selama puluhan tahun untuk dapat menikmati listrik kini telah terwujud. Keberadaan listrik tentunya akan merubah kehidupan warga desa menjadi lebih baik lagi. Atas nama warga, kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah khususnya PLN yang telah mewujudkan mimpi kami untuk dapat menikmati listrik," ungkap Radinus bersemangat.

Dalam kegiatan peresmian listrik desa tersebut juga diberikan bantuan CSR berupa sarana pendukung proses belajar mengajar kepada SMP Negeri 05 Tumbang Titi serta bantuan peralatan sekolah kepada para siswa. Bantuan CSR ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak didik yang belajar disana.

Sepanjang tahun 2018, PLN UIW Kalbar telah melistriki 29 desa, membangun jaringan JTM sepanjang 321 kms, jaringan JTR 191 kms, 8.285 kVA gardu distribusi dan melakukan penyalaan 3.643 sambungan rumah.

Sementara di tahun 2019 ini PLN merencanakan akan melistriki 60 desa/dusun, membangun JTM sepanjang 375,37 kms, JTR sepanjang 230,59 kms, dan gardu distribusi dengan total kapasitas sebesar 9.975 kVA serta potensi penambahan pelanggan sebanyak 13.728 sambungan rumah. Hingga akhir 2018 posisi rasio elektrifikasi di Kalbar sebesar 87,6 persen.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019