Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melonjak lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB).
Pemicunya, investor beralih memarkir dana-dananya ke aset safe haven emas, setelah pasar ekuitas Amerika Serikat jatuh di tengah meningkatnya gesekan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni naik 14,4 dolar AS atau 1,12 persen, menembus batas psikologis 1.300 dolar AS, menjadi menetap pada 1.301,8 dolar AS per ounce.
China mengumumkan pada Senin (13/5/2019) bahwa mereka akan menaikkan tarif-tarif tambahan yang dikenakan pada beberapa produk Amerika Serikat yang diimpor mulai 1 Juni 2019.
China sebelumnya telah memberlakukan tarif tambahan untuk impor barang-barang Amerika Serikat senilai 60 miliar dolar AS, tarif-tarif tambahan pada beberapa produk sekarang akan dinaikkan menjadi 25 persen, 20 persen, dan 10 persen, menurut pernyataan Komisi Bea Cukai Dewan Negara.
Keputusan itu muncul setelah Amerika Serikat bergerak untuk menaikkan tarif barang-barang China senilai 200 miliar dolar AS dari 10 persen menjadi 25 persen mulai 10 Mei 2019.
Pada pukul 18.45 GMT, Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 584,55 poin atau 2,25 persen. Indeks S&P 500 merosot 64,4 poin atau 2,24 persen, dan Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 238,33 poin atau 3,01 persen.
Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan ekuitas Amerika Serikat. Ketika pasar saham sedang merosot, para investor dapat beralih membeli aset safe haven, seperti emas.
Dolar AS yang melemah juga memberikan dukungan tambahan terhadap emas. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun tipis 0,01 persen menjadi 97,3217 pada pukul 15.00 (19.00 GMT).
Emas dan dolar AS juga bergerak berlawanan arah. Jika dolar AS melemah maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 1,3 sen AS atau 0,09 persen, menjadi 14,777 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 10,7 dolar AS atau 1,24 persen, menjadi ditutup pada 854,9 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
Pemicunya, investor beralih memarkir dana-dananya ke aset safe haven emas, setelah pasar ekuitas Amerika Serikat jatuh di tengah meningkatnya gesekan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni naik 14,4 dolar AS atau 1,12 persen, menembus batas psikologis 1.300 dolar AS, menjadi menetap pada 1.301,8 dolar AS per ounce.
China mengumumkan pada Senin (13/5/2019) bahwa mereka akan menaikkan tarif-tarif tambahan yang dikenakan pada beberapa produk Amerika Serikat yang diimpor mulai 1 Juni 2019.
China sebelumnya telah memberlakukan tarif tambahan untuk impor barang-barang Amerika Serikat senilai 60 miliar dolar AS, tarif-tarif tambahan pada beberapa produk sekarang akan dinaikkan menjadi 25 persen, 20 persen, dan 10 persen, menurut pernyataan Komisi Bea Cukai Dewan Negara.
Keputusan itu muncul setelah Amerika Serikat bergerak untuk menaikkan tarif barang-barang China senilai 200 miliar dolar AS dari 10 persen menjadi 25 persen mulai 10 Mei 2019.
Pada pukul 18.45 GMT, Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 584,55 poin atau 2,25 persen. Indeks S&P 500 merosot 64,4 poin atau 2,24 persen, dan Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 238,33 poin atau 3,01 persen.
Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan ekuitas Amerika Serikat. Ketika pasar saham sedang merosot, para investor dapat beralih membeli aset safe haven, seperti emas.
Dolar AS yang melemah juga memberikan dukungan tambahan terhadap emas. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun tipis 0,01 persen menjadi 97,3217 pada pukul 15.00 (19.00 GMT).
Emas dan dolar AS juga bergerak berlawanan arah. Jika dolar AS melemah maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 1,3 sen AS atau 0,09 persen, menjadi 14,777 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 10,7 dolar AS atau 1,24 persen, menjadi ditutup pada 854,9 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019