Perusahaan-perusahaan China telah menghentikan pembelian produk-produk pertanian Amerika Serikat, ungkap Kementerian Perdagangan China pada Selasa.

Keputusan tersebut menjadi pukulan bagi para petani AS yang telah melihat ekspor mereka terpotong oleh perang dagang yang telah berlangsung lebih dari setahun.

China juga dapat mengenakan tarif tambahan pada produk-produk pertanian AS, kata kementerian, meningkatkan penghalang untuk perdagangan masa depan yang selanjutnya menargetkan negara-negara bagian pedesaan yang mendukung Presiden AS Donald Trump dalam pemilihan 2016.

Trump mengatakan pada Kamis (1/8/2019) bahwa Beijing belum memenuhi janji untuk membeli sejumlah besar produk-produk pertanian AS dan bersumpah untuk mengenakan tarif baru sekitar 300 miliar dolar AS dari barang-barang China, yang langsung meredupkan prospek kesepakatan perdagangan.

China pada Senin (5/9/2019) juga membiarkan yuan melemah melewati level penting tujuh yuan per dolar untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade. Amerika Serikat merespons dengan menunjuk China sebagai manipulator mata uang.

Presiden Federasi Biro Pertanian AS, Zippy Duvall menyebutkan pengumuman dari China itu "pukulan berat bagi ribuan petani dan peternak yang sudah berjuang untuk bertahan hidup."

Tarif yang diberlakukan oleh China pada kedelai AS telah memangkas ekspor tanaman AS yang paling berharga dan memaksa pemerintah Trump untuk memberikan kompensasi kepada petani selama dua tahun dengan gabungan pengeluaran sebanyak 28 miliar dolar AS.

China mengimpor 9,1 miliar dolar AS hasil pertanian AS pada 2018 - terutama kedelai Sc1, susu, sorgum dan babi LHc1 - turun dari 9,5 miliar dolar AS pada 2017, menurut Biro Pertanian Amerika.

Dewan Produsen Daging Babi Nasional mengatakan dalam sebuah surat elektronik bahwa penting untuk mengakhiri perang dagang sehingga produsen daging babi dapat "lebih berpartisipasi penuh dalam peluang penjualan bersejarah."

Wabah Demam Babi Afrika telah membunuh jutaan babi di China. Eksportir daging AS berharap untuk mengambil keuntungan dari penyakit ini untuk mengekspor lebih banyak daging babi ke China tetapi 62 persen tarif pembalasan membatasi penjualan dari Amerika Serikat.

Kementerian Perdagangan China mengatakan dalam sebuah pernyataan mereka berharap Amerika Serikat akan menepati janji dan menciptakan "kondisi yang diperlukan" untuk kerja sama bilateral.

Sebelumnya, lembaga penyiaran publik CCTV China melaporkan seorang pejabat dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) China mengatakan tuduhan Trump bahwa mereka tidak membeli volume yang dijanjikan dari barang-barang pertanian AS sebagai "tidak berdasar."

Secara keseluruhan, China telah membeli sekitar 14,3 juta ton biji kedelai musim lalu, setidaknya dalam 11 tahun, dan sekitar 3,7 juta ton masih perlu dikirim, menurut data AS China membeli 32,9 juta ton kedelai AS pada 2017, sebelum perang dagang.

China menerapkan tarif 25 persen untuk kedelai pada Juli tahun lalu sebagai tanggapan atas tarif AS untuk barang-barang China.

China menghormati perjanjian yang ditandatangani sebelumnya untuk mengimpor kedelai AS, menurut Cong Liang, sekretaris jenderal NDRC China, CCTV melaporkan. Laporan itu mengatakan bahwa 2,27 juta ton kedelai AS telah dimuat dan dikirim ke China pada Juli, sejak Trump bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Osaka pada pertemuan puncak G20 pada akhir Juni.

China membeli 130.000 ton kedelai, 120.000 ton sorgum, 60.000 ton gandum, 40.000 ton daging babi dan produk daging babi, serta 25.000 ton kapas dari Amerika Serikat antara 19 Juli hingga 2 Agustus, Cong mengatakan menurut laporan itu.

Data mingguan AS pada 1 Agustus mengkonfirmasi penjualan kedelai baru AS pertama ke China sejak Juni, sebesar 68.000 ton dari tanaman yang akan dipanen musim gugur ini. Penjualan tambahan hingga 1 Agustus dapat dicatat dalam laporan penjualan ekspor pemerintah AS berikutnya pada Kamis (8/8/2019).

Dua juta ton kedelai AS yang ditujukan untuk China akan dimuat pada Agustus, diikuti oleh 300.000 ton lainnya pada September, kata Cong.

Namun, Departemen Pertanian AS pada Senin mengatakan kurang dari 600.000 ton kedelai diperiksa untuk ekspor ke China pada minggu yang berakhir 1 Agustus, lebih sedikit dari minggu sebelumnya.

Harga acuan Chicago, kedelai Sv1 turun minggu lalu lebih dari tiga persen karena perang perdagangan meningkat, dan pada Senin (5/8/2019) menyentuh harga terendah mereka sejak 12 Juni.

Petani dapat mulai mengajukan permohonan untuk bantuan perdagangan putaran berikutnya bulan ini, tetapi ketidakpastian perdagangan membuat perencanaan jangka panjang menjadi sulit.

“Kami berterima kasih atas pembayaran bantuan. Mereka telah membantu tetapi kami lebih suka memiliki pasar terbuka karena itu menciptakan stabilitas di sektor keuangan kami," kata Derek Sawyer, 39, seorang petani ladang jagung, kedelai, gandum dan ternak dari McPherson, Kansas.

"Ada begitu banyak volatilitas sekarang karena tidak ada yang tahu aturan permainan dan tidak ada yang tahu bagaimana melihat hal-hal itu akan terjadi."
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019