Pemkot Pontianak, memberikan bantuan seng bagi rumah warga di Perumnas IV, Kelurahan Saigon, Kecamatan Pontianak Timur yang terdampak bencana angin puting beliung, Selasa kemarin (13/8), kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono.
"Bantuan yang kami berikan berupa seng dengan total sejumlah 811 keping bagi 53 rumah warga korban angin puting beliung, yang rata-rata atau sebagian besar atap sengnya terlepas," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Kamis.
Menurut dia, umumnya perumahan tipe 21 ini menggunakan kayu kelas tiga seperti kasau dan reng serta genteng metal sehingga dengan mudah terlepas dari rangkanya. Apalagi usia kayu yang sudah lapuk dan dimakan rayap. "Kami memberikan bantuan berupa seng, nanti masyarakat membangun sendiri atap rumahnya masing-masing yang atapnya rusak akibat angin puting beliung," ujarnya.
Edi menyarankan kepada warga Kota Pontianak agar memperkuat konstruksi atapnya, kuda-kuda kayunya minimal menggunakan kayu kelas dua sehingga ketika terjadi bencana serupa, atap tidak tersapu angin karena konstruksinya kokoh. "Alhamdulillah tidak ada korban jiwa tetapi kita harus siap karena kuatir papan jatuhan seng menimpa, dan tercatat 12 rumah yang paling parah kerusakan atapnya," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak, Saptiko menjelaskan, dari hasil pendataan pihak Kelurahan Saigon, terdapat 53 rumah warga yang menjadi korban angin puting beliung. Dari 53 rumah, 12 di antaranya rusak parah terutama bagian atap, 20 rumah rusak sedang dan sisanya kerusakan ringan. "Rumah yang parah kerusakannya semua atapnya terangkat oleh pusaran angin puting beliung tersebut," katanya.
BPBD Kota Pontianak, lanjutnya, sementara hanya memberikan bantuan seng untuk segera digunakan masyarakat agar atap rumahnya normal kembali. Memasuki cuaca ekstrem seperti ini, terutama angin puting beliung, memang diakui Saptiko tidak bisa diprediksi, apalagi wilayah terjadinya bencana terbuka tanpa ada pepohonan yang tinggi.
"Adanya pohon bisa mengurangi angin sebab daerah yang sering terjadi puting beliung adalah daerah yang tidak memiliki pepohonan tinggi," ujarnya.
Ia berharap masyarakat bisa menanam pohon sehingga pohon yang tinggi itu bisa menahan angin. Selain itu, membangun rumah juga harus memperhatikan konstruksi rangka atapnya. "Terutama rumah yang menggunakan rangka baja ringan sangat rawan terhadap puting beliung," jelas Saptiko.
Sementara itu, Lurah Saigon, Yuspriati menuturkan, rata-rata rumah yang terkena musibah angin puting beliung ini masih ditempati dan tidak ada yang mengungsi. "Sementara ini mereka menutupi atap rumahnya dengan terpal bantuan dari Dinas Sosial Kota Pontianak. Setelah menerima bantuan seng dari BPBD Kota Pontianak ini, warga akan segera memasang atapnya masing-masing," katanya.
Ia menambahkan, total keseluruhan bantuan seng yang diserahkan kepada 53 rumah warga ini adalah 811 keping. "Masing-masing warga menerima bantuan seng ini sesuai dengan tingkat kerusakan atapnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Bantuan yang kami berikan berupa seng dengan total sejumlah 811 keping bagi 53 rumah warga korban angin puting beliung, yang rata-rata atau sebagian besar atap sengnya terlepas," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Kamis.
Menurut dia, umumnya perumahan tipe 21 ini menggunakan kayu kelas tiga seperti kasau dan reng serta genteng metal sehingga dengan mudah terlepas dari rangkanya. Apalagi usia kayu yang sudah lapuk dan dimakan rayap. "Kami memberikan bantuan berupa seng, nanti masyarakat membangun sendiri atap rumahnya masing-masing yang atapnya rusak akibat angin puting beliung," ujarnya.
Edi menyarankan kepada warga Kota Pontianak agar memperkuat konstruksi atapnya, kuda-kuda kayunya minimal menggunakan kayu kelas dua sehingga ketika terjadi bencana serupa, atap tidak tersapu angin karena konstruksinya kokoh. "Alhamdulillah tidak ada korban jiwa tetapi kita harus siap karena kuatir papan jatuhan seng menimpa, dan tercatat 12 rumah yang paling parah kerusakan atapnya," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak, Saptiko menjelaskan, dari hasil pendataan pihak Kelurahan Saigon, terdapat 53 rumah warga yang menjadi korban angin puting beliung. Dari 53 rumah, 12 di antaranya rusak parah terutama bagian atap, 20 rumah rusak sedang dan sisanya kerusakan ringan. "Rumah yang parah kerusakannya semua atapnya terangkat oleh pusaran angin puting beliung tersebut," katanya.
BPBD Kota Pontianak, lanjutnya, sementara hanya memberikan bantuan seng untuk segera digunakan masyarakat agar atap rumahnya normal kembali. Memasuki cuaca ekstrem seperti ini, terutama angin puting beliung, memang diakui Saptiko tidak bisa diprediksi, apalagi wilayah terjadinya bencana terbuka tanpa ada pepohonan yang tinggi.
"Adanya pohon bisa mengurangi angin sebab daerah yang sering terjadi puting beliung adalah daerah yang tidak memiliki pepohonan tinggi," ujarnya.
Ia berharap masyarakat bisa menanam pohon sehingga pohon yang tinggi itu bisa menahan angin. Selain itu, membangun rumah juga harus memperhatikan konstruksi rangka atapnya. "Terutama rumah yang menggunakan rangka baja ringan sangat rawan terhadap puting beliung," jelas Saptiko.
Sementara itu, Lurah Saigon, Yuspriati menuturkan, rata-rata rumah yang terkena musibah angin puting beliung ini masih ditempati dan tidak ada yang mengungsi. "Sementara ini mereka menutupi atap rumahnya dengan terpal bantuan dari Dinas Sosial Kota Pontianak. Setelah menerima bantuan seng dari BPBD Kota Pontianak ini, warga akan segera memasang atapnya masing-masing," katanya.
Ia menambahkan, total keseluruhan bantuan seng yang diserahkan kepada 53 rumah warga ini adalah 811 keping. "Masing-masing warga menerima bantuan seng ini sesuai dengan tingkat kerusakan atapnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019