Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kalbar mengajak petani termasuk di Bengakayang menerapkan Good Agricultural Practices (GAP).

Ini adalah sistem sertifikasi produksi pertanian yang menggunakan teknologi maju ramah lingkungan dan berkelanjutan, sehingga produk panen aman dikonsumsi, kesejahteraan pekerja diperhatikan dan usahatani memberikan keuntungan kepada petani.

"Penerapan GAP itu dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan petani agar memenuhi persyaratan konsumen dan memiliki daya saing tinggi dibandingkan dengan produk padanan nya dari luar daerah. Untuk mengajak petani kita telah melakukan pertemuan GAP,” ujar Kadistan TPH Kalbar, Heronimus Hero di Pontianak, Senin.

Heronimus menjelaskan bahwa tujuan dari penerapan GAP/SOP di antaranya untuk peningkatan produksi dan produktivitas, mutu hasil dan termasuk keamanan konsumsi serta eflsiensi produksi dan daya saing.

“Tidak kalah penting juga dengan GAP bisa memperbaiki eflsiensi penggunaan sumber daya alam dan mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan sistem produksi yang berkelanjutan,” katanya.

Menurut dia, petani dan kelompok tani harus juga memiliki sikap mental yang bertanggungjawab terhadap kesehatan dan keamanan diri dan lingkungan. Kemudian meningkatkan peluang penerimaan oleh pasar dan memberi jaminan keamanan terhadap konsumen.

Sedangkan sasaran yang akan dicapai adalah terwujud nya keamanan pangan, jaminan mutu, usaha agribisnis hortikultura berkelanjutan dan peningkatan daya saing.

"Dalam rangka menghasilkan produk sayuran yang bermutu baik dan aman konsumsi, perlu diketahui dan dipahami cara bercocok tanam yang baik dan benar, mengacu kepada ketentuan GAP yang relevan dengan kondisi Indonesia," kata dia.

GAP papar nya mencakup penerapan teknologi yang ramah lingkungan, penjagaan kesehatan, dan peningkatan kesejahteraan pekerja, pencegahan penularan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dan prinsip traceability (dapat ditelusuri asal usulnya dari pasar sampai kebun).

"Berbagai kendala dan permasaIahan yang terkait dalam upaya meningkatkan produksi mutu dan daya saing produk hortikultura perlu disikapi dengan pendekatan pengembangan hortikultura secara terpadu dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan," sebutnya.

Terkait komoditas hortikultura kata dia merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi.

Namun produk hortikultura mempunyai karakteristik yang mudah rusak (perishable). Sehingga hal tersebut sangat berdampak terhadap harga dan pendapatan petani.

"Artinya dalam pengembangan hortikultura perlu mempertimbangkan banyak faktor, seperti permintaan (kebutuhan) pasar, jalur distribusi, rantai pasar, mutu produk dan faktor-faktor lainnya yang terkait, mulai dari produk tersebut dihasilkan hingga sampai ke tangan konsumen," jelasnya.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019