Pangdam XII/Tpr, Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad mengajak semua pihak untuk mencanangkan program "langit biru" guna menciptakan dan mempertahankan kebersihan dan kesegaran kualitas udara di wilayah langit Bumi Khatulistiwa, Kalimantan Barat.

"Beberapa bulan terakhir ini terjadi bencana karhutla, yang menyebabkan kondisi dan kualitas udara di wilayah Kalbar, bahkan berada pada kategori sangat tidak sehat, maka bersama komponen masyarakat mari kita mencanangkan program langit biru di atas Bumi Khatulistiwa," kata Muhammad Nur Rahmad di Kubu Raya, Minggu.

Ia mengatakan, bencana karhutla tidak hanya menyebabkan kabut asap tebal, namun juga terjadinya kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, menurunnya produktivitas dan nilai ekonomi lahan dan hutan serta mengganggu transportasi baik darat, laut dan udara serta kabut asapnya juga telah melintasi batas negara.

"Untuk mewujudkan visi dan misi yang sama dalam mencegah karhutla agar tidak mengganggu kesehatan mau pun aktivitas masyarakat, baik di wilayah Kalimantan mau pun negara tetangga, maka mari kita canangkan program langit biru tersebut," tuturnya.

Ia mengatakan, sejumlah upaya telah dilakukan oleh pemerintah baik TNI, Polri, mau pun Pemda, untuk menangani karhutla di sejumlah daerah di Indonesia termasuk di Kalbar. Untuk mencegah timbulnya titik api dan menekan tingkat bahaya karhutla diperlukan strategi yang jitu agar usaha dan kerja keras itu dapat berjalan secara efektif dan efisien.

"Salah satu strategi sebagai alternatif untuk mencegah karhutla di Kalbar yaitu dengan penggunaan sinergi penthahelix, yaitu kerja sama antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat dan media," paparnya.

Ia menambahkan, Kodam Xll/Tpr juga telah mencoba melakukan pendekatan alternatif dengan mencanangkan program langit biru di khatulistiwa sebagai program alternatif penanganan karhutla untuk menyelamatkan kehidupan manusia dan mahluk hidup, hutan dan lahan dengan pendekatan kemakmuran rakyat, membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menurut, Pangdam XII/Tpr, kegiatan FGD tersebut sebagai salah satu bentuk perhatian dan upaya Kodam XII/Tpr terhadap kasus karhutla di Kalbar sesuai dengan program dan keinginan Presiden Joko Widodo bahwa tahun depan harus berkurang.

"Oleh karena itu kami mencoba menggali serta mencari masukan-masukan dari berbagai komponen masyarakat. Jadi program langit biru kali ini maksudnya bagaimana kita mencari solusi alternatif dalam hal penanganan karhutla sehingga kedepan dapat diminimalisir," ujarnya.

Pangdam juga menginginkan masukan-masukan dari komponen masyarakat tersebut akan dijadikan referensi dan akan dikembalikan lagi kepada masyarakat untuk bagaimana menata lingkungan kedepan, dan tentunya dengan peran media massa sebagai salah satu sarana bagaimana untuk mempengaruhi secara langsung kepada masyarakat.

"Hal itu yang kita lakukan dan ini akan simultan bekerja secara terus menerus sehingga kita punya target. Kemudian, diharapkan program ini pada November atau Desember sudah siap. Sehingga kita mulai Januari sudah bisa bekerja secara bersama-sama dengan segenap komponen masyarakat," katanya.

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019