Menanggapi pemberitaan viral Keluarga Lena yang tinggal di gubuk mirip kandang ayam di Mega Timur, Kabupaten Kubu Raya, di mana yang bersangkutan secara administrasi kependudukan tercatat sebagai warga Pontianak Utara, Camat Pontianak Utara, Aulia Candra angkat bicara. 

"Lena memang masih tercatat sebagai warga Gang Bentasan 1, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara. Sebelum pindah ke gubuk yang ada di Mega Timur, Lena sekeluarga tinggal di Gang Bentasan 1 dan pernah mendapatkan bantuan rumah tidak layak huni," kata Aulia Candra di Pontianak, Minggu.

Namun, menurut dia, rumah itu sudah dijual oleh suaminya yakni Sapriadi. Kemudian, mereka menempati rumah orang tua Sapriadi atau mertua Lena di Gang Swadaya yang juga saat ini telah dijual. 

Masih menurut Aulia, tidak hanya bantuan rumah tidak layak huni, selama ini keluarga Lena juga mendapat berbagai bantuan dari pemerintah. Mulai dari Program Keluarga Harapan (PKH) hingga Kartu Indonesia Sehat (KIS).

"Untuk program KIS, keluarga Lena sudah didaftarkan, hanya saat dilakukan verifikasi ke rumahnya, mereka sudah tidak berada di tempat dan tidak diketahui keberadaannya," jelasnya.

Keberadaan Lena sekeluarga baru diketahui setelah viralnya pemberitaan itu. Dia menyebut, kepindahan Lena sekeluarga ke Kabupaten Kubu Raya tidak pernah melaporkan untuk pengurusan administrasi kependudukan di RT maupun kelurahan setempat, katanya.

Aulia berharap kejadian ini tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang bisa mencoreng kredibilitas Pemkot Pontianak. Sebab, kata dia, Pemkot Pontianak, masyarakat dan RT setempat sudah peduli dan memberikan bantuan untuk keluarga mereka. Namun sangat disayangkannya ada indikasi permasalahan internal keluarga sehingga bantuan yang diberikan kerap disalahgunakan. 

"Salah satu contoh adalah bantuan rumah yang sudah dibedah melalui program bantuan rumah tidak layak huni, seharusnya tidak untuk diperjualbelikan," tegasnya.

Ia berharap tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan sendiri maupun golongan. "Jikalau ingin memberikan bantuan, silakan saja tapi tanpa ada embel-embel yang lain," katanya.

Sebelumnya, Lena (39) menyatakan, suaminya hanya bekerja sebagai buruh lepas (serabutan) dengan penghasilan yang tidak tetap.

Lena dan empat anaknya, yang tertua kelas delapan SMP yang terpaksa putus sekolah karena tidak memiliki biaya, dan yang paling kecil berusia satu tahun empat bulan, tinggal di rumah gubuk berukuran tiga kali tiga meter tersebut berada di Gang Kelompok Tani, Desa Mega Timur, Kecamatan Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.

"Kami tinggal di sini baru dua bulan, dan tanah yang kami dirikan gubuk ini juga punya warga yang prihatin dengan kondisi kami, karena kalau mau ngontrak rumah kami tidak mampu," ungkapnya.

Ia menambahkan, dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dirinya mencari sayur pakis yang diambilnya di hutan sekitar rumahnya dengan penghasilan sebesar Rp10 ribu/hari, sementara suaminya bekerja sebagai buruh lepas.

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019