Pontianak (ANTARA) - Miris satu keluarga tinggal di gubuk "reot", beralaskan tanah dan berdindingkan seng bekas kandang ayam di Gang Kelompok Tani, Desa Mega Timur, Kecamatan Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat.
"Kehidupan keluarga ibu Lena memang sangat memprihatinkan sehingga perlu mendapat perhatian, terutama untuk tempat tinggalnya yang sangat tidak layak," kata Puji salah seorang guru SMPN Pontianak, di Mega Timur, Jumat.
Ia berharap, kepada pemerintah agar memberikan bantuan berupa perehaban rumah tidak layak huni.
"Semoga dengan diberitakan oleh teman-teman media, maka pemerintah menjadi mengetahui kalau ternyata ada warganya yang hidup dalam kondisi memprihatinkan dan membutuhkan bantuan," ujarnya.
Sementara itu, Lena (39) menyatakan, suaminya hanya bekerja sebagai buruh lepas (serabutan) dengan penghasilan yang tidak tetap.
Lena dan empat anaknya, yang tertua kelas delapan SMP yang terpaksa putus sekolah karena tidak memiliki biaya, dan yang paling kecil berusia satu tahun empat bulan, tinggal di rumah gubuk berukuran tiga kali tiga meter tersebut.
"Kami tinggal di sini baru dua bulan, dan tanah yang kami dirikan gubuk ini juga punya warga yang prihatin dengan kondisi kami, karena kalau mau ngontrak rumah kami tidak mampu," ungkapnya.
Ia menambahkan, dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dirinya mencari sayur pakis yang diambilnya di hutan sekitar rumahnya dengan penghasilan sebesar Rp10 ribu/hari, sementara suaminya bekerja sebagai buruh lepas.
"Karena tidak memiliki biaya dua anaknya terpaksa putus sekolah, satu sekolah di tingkat sekolah dasar dan yang tertua tingkat SMP," ungkapnya
Dalam kesempatan itu, dia berharap pemerintah memperhatikan mereka, sementara itu keempat anaknya bisa melanjutkan sekolah sehingga bisa merubah nasib keluarganya agar lebih baik lagi.
Miris satu keluarga tinggal di gubuk reot beralaskan tanah
Jumat, 11 Oktober 2019 17:14 WIB