Kepala Desa Idai Nanga Bayan, Kecamatan Ketungau Hulu Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, Tingsung mengaku dirinya menjadi peserta alat kontrasepsi KB pria dengan vasektomi atau "Madis Operasi Pria (MOP)" demi membahagiakan istri dan rumah tangganya.
"Saya yakin dalam menata kebahagian dan kesejahteraan hidup keluarga, diperlukan penggunaan alat kontrasepsi KB yang sangat cocok baik bagi diri sendiri dan istri," kata bapak dua anak ini di Pontianak, Minggu.
Menurutnya, ia bersama tiga rekan lainya sangat beruntung mendapatkan pelayanan alat kontrasepsi MOP secara gratis dari BKKBN Kalbar, berkat bantuan dari Ferdinandus Budi (40) seorang petugas Penyuluh KB di Kecamatan Ketungau Hulu.
"Sebenarkan secara umum kami sudah lama tahu ada alat KB khusus buat pria, namun kami tidak tahu secara khusus seperti apa dan bagaimana mendapatkanya serta berapa biaya pemasanganya. Keinginan sangat kuat untuk ber-KB, karena kasihan pada istri yang selalu tidak cocok saat menggunakan KB suntik, pil dan implan serta selalu mengeluhkan kepala pusing, nafsu makan kurang dan sebagainya," kata Tingsung.
Dengan pengalaman itu dan setelah mendapatkan edukasi dari petugas PKB, kemudian dia dan istrinya bersepakat menggunakan aseptor KB dengan beralih menggunakan MOP.
"Dua anak sudah cukup, serta istri saya tidak lagi mengeluh karena pengunaan KB pil, sunti dan implan maka MOP ini pilihan terbaik bagi kami," katanya.
Menurut Tingsung, pemasangan vasektomi atau MOP itu tidaklah sakit dan tidak memakan waktu lama.
"Memang waktu awalnya ada perasan cemas memasuki ruang, tetapi setelah pemasangan dilakukan tidak terasa sakit. Sakitnya paling pas waktu di suntik dan hanya berlangsung sekitar tiga menit saja," katanya.
Hal senada juga diiyakan Acai (40) seorang guru SMA yang juga menjadi aseptor MOP dari Ketungau Hulu. Ayah dua anak itu mengatakan, dirinya menjadi aseptor MOP juga karena kasihan akan keluhan istrinya yang tidak cocok menggunakan berbagai alat kotrasepsi KB sebelumnya.
"Dalam menggunakan suntik KB, istri selalu mengeluhkan kepala sering pusing, mual, kemudian terasa nyeri lalu yang terakhir istri saya mengeluhkan tidak datang menstrurasi dalam jangka waktu lama," ujarnya.
Maka menurutnya, bagi pasangan suami istri yang juga mengalami hal seperti yang ia alami maka solusi penggunaan alat kotrasepsi bisa ke suami.
"Menurut saya opsi inilah yang terbaik bagi setiap keluarga yang ingin tetap ber KB. Tidak hanya perempuan tetapi pria juga bisa ber KB, sehingga istri bisa tetap sehat suami juga semakin semangat dan pengaturan kelahiran pun tetap terjaga. Kami juga menguncapkan banyak terima kasih atas dukungan Pemkab Sintang dan BKKBN Kalbar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Saya yakin dalam menata kebahagian dan kesejahteraan hidup keluarga, diperlukan penggunaan alat kontrasepsi KB yang sangat cocok baik bagi diri sendiri dan istri," kata bapak dua anak ini di Pontianak, Minggu.
Menurutnya, ia bersama tiga rekan lainya sangat beruntung mendapatkan pelayanan alat kontrasepsi MOP secara gratis dari BKKBN Kalbar, berkat bantuan dari Ferdinandus Budi (40) seorang petugas Penyuluh KB di Kecamatan Ketungau Hulu.
"Sebenarkan secara umum kami sudah lama tahu ada alat KB khusus buat pria, namun kami tidak tahu secara khusus seperti apa dan bagaimana mendapatkanya serta berapa biaya pemasanganya. Keinginan sangat kuat untuk ber-KB, karena kasihan pada istri yang selalu tidak cocok saat menggunakan KB suntik, pil dan implan serta selalu mengeluhkan kepala pusing, nafsu makan kurang dan sebagainya," kata Tingsung.
Dengan pengalaman itu dan setelah mendapatkan edukasi dari petugas PKB, kemudian dia dan istrinya bersepakat menggunakan aseptor KB dengan beralih menggunakan MOP.
"Dua anak sudah cukup, serta istri saya tidak lagi mengeluh karena pengunaan KB pil, sunti dan implan maka MOP ini pilihan terbaik bagi kami," katanya.
Menurut Tingsung, pemasangan vasektomi atau MOP itu tidaklah sakit dan tidak memakan waktu lama.
"Memang waktu awalnya ada perasan cemas memasuki ruang, tetapi setelah pemasangan dilakukan tidak terasa sakit. Sakitnya paling pas waktu di suntik dan hanya berlangsung sekitar tiga menit saja," katanya.
Hal senada juga diiyakan Acai (40) seorang guru SMA yang juga menjadi aseptor MOP dari Ketungau Hulu. Ayah dua anak itu mengatakan, dirinya menjadi aseptor MOP juga karena kasihan akan keluhan istrinya yang tidak cocok menggunakan berbagai alat kotrasepsi KB sebelumnya.
"Dalam menggunakan suntik KB, istri selalu mengeluhkan kepala sering pusing, mual, kemudian terasa nyeri lalu yang terakhir istri saya mengeluhkan tidak datang menstrurasi dalam jangka waktu lama," ujarnya.
Maka menurutnya, bagi pasangan suami istri yang juga mengalami hal seperti yang ia alami maka solusi penggunaan alat kotrasepsi bisa ke suami.
"Menurut saya opsi inilah yang terbaik bagi setiap keluarga yang ingin tetap ber KB. Tidak hanya perempuan tetapi pria juga bisa ber KB, sehingga istri bisa tetap sehat suami juga semakin semangat dan pengaturan kelahiran pun tetap terjaga. Kami juga menguncapkan banyak terima kasih atas dukungan Pemkab Sintang dan BKKBN Kalbar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019