PT Pertamina (Persero) Kalbar, Kamis, menggelar operasi pasar elpiji bersubsidi atau elpiji tabung tiga kilogram di sejumlah pasar tradisional di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, guna memenuhi permintaan elpiji dari masyarakat tidak mampu.
"Operasi pasar elpiji tiga kilogram ini kami gelar bersama Disperindagkop Kota Pontianak secara bertahap mulai hari ini hingga dua hari ke depan, " kata Region Manager Comm, Relation and CSR Kalimantan, Heppy Wulansari saat dihubungi di Balikpapan, Kamis.
Ia menjelaskan operasi pasar dilakukan dengan lima lokasi yaitu Pasar Kemuning, Flamboyan, Dahlia, Puring dan Pasar Kenanga Anggrek untuk Kota Pontianak.
"Pada operasi pasar ini, kami menyiapkan 10.640 tabung melalui 12 agen. Selain Kota Pontianak, operasi pasar juga akan dilaksanakan di Kabupaten Kubu Raya dengan menyiapkan total 6.160 tabung melalui sembilan agen," ungkapnya.
Ia mengatakan operasi pasar dilakukan untuk memastikan ketersediaan elpiji bersubsidi di lapangan dan memastikan pembelinya adalah masyarakat yang berhak atas elpiji bersubsidi tersebut.
Selain operasi pasar, Pertamina juga melakukan berbagai upaya untuk memastikan distribusi elpiji subsidi tepat sasaran, antara lain sidak berkala dan penertiban pembelian elpiji di pangkalan.
"Pertamina telah melakukan sidak ke beberapa rumah makan bersama dengan Disperindagkop Kota Pontianak, Satpol PP, dan Anggota DPRD beberapa hari sebelumnya, dari sidak ini ditemukan ada tiga lokasi rumah makan mendapatkan 99 tabung elpiji yang tidak sesuai peruntukannya," katanya.
Dari sidak tersebut, rumah makan yang masih menggunakan elpiji subsidi langsung diminta melakukan penukaran (trade in) ke elpiji nonsubsidi.
Selain rumah makan, bersama dengan tim TPID (Tim Pengendelian Inflasi Daerah) dan Bappeda, Pertamina berencana melakukan pengecekan ke beberapa tempat untuk memastikan apakah sudah berjalan sesuai dengan sebagaimana mestinya.
Heppy menambahkan, pihaknya juga sudah menerapkan untuk pembelian di pangkalan menggunakan KTP, di mana satu KTP maksimal pembelian dua tabung sehingga tidak ada lagi penimbunan baik penggunaan rumah tangga dan usaha makanan.
"Saat ini, rata-rata konsumsi harian Kota Pontianak adalah 21.480 tabung dengan realisasi penjualan tanggal 29 dan 30 Oktober 2019 masing-masing sebanyak 21.840 tabung, dan 21.280 tabung yang disalurkan melalui 248 pangkalan di Kota Pontianak," ujarnya.
Pertamina mengimbau masyarakat mampu beralih menggunakan Bright Gas dengan varian tabung 5,5 kilogram dan 12 kilogram. Elpiji Bright Gas sangat aman karena teknologi Double Spindle Valve System, lebih ringan dibawa, dan lebih cantik untuk diletakkan di dapur.
Pihaknya akan terus memantau dalam beberapa waktu ini dengan terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait, kami akan lakukan operasi pasar lanjutan bila dibutuhkan.
"Kami berharap masyarakat juga dapat berperan aktif dalam mengawal lancarnya pendistribusian elpiji subsidi dengan melaporkan kendala yang ditemukan ke contact center 135 atau melalui email pcc@pertamina.com," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Operasi pasar elpiji tiga kilogram ini kami gelar bersama Disperindagkop Kota Pontianak secara bertahap mulai hari ini hingga dua hari ke depan, " kata Region Manager Comm, Relation and CSR Kalimantan, Heppy Wulansari saat dihubungi di Balikpapan, Kamis.
Ia menjelaskan operasi pasar dilakukan dengan lima lokasi yaitu Pasar Kemuning, Flamboyan, Dahlia, Puring dan Pasar Kenanga Anggrek untuk Kota Pontianak.
"Pada operasi pasar ini, kami menyiapkan 10.640 tabung melalui 12 agen. Selain Kota Pontianak, operasi pasar juga akan dilaksanakan di Kabupaten Kubu Raya dengan menyiapkan total 6.160 tabung melalui sembilan agen," ungkapnya.
Ia mengatakan operasi pasar dilakukan untuk memastikan ketersediaan elpiji bersubsidi di lapangan dan memastikan pembelinya adalah masyarakat yang berhak atas elpiji bersubsidi tersebut.
Selain operasi pasar, Pertamina juga melakukan berbagai upaya untuk memastikan distribusi elpiji subsidi tepat sasaran, antara lain sidak berkala dan penertiban pembelian elpiji di pangkalan.
"Pertamina telah melakukan sidak ke beberapa rumah makan bersama dengan Disperindagkop Kota Pontianak, Satpol PP, dan Anggota DPRD beberapa hari sebelumnya, dari sidak ini ditemukan ada tiga lokasi rumah makan mendapatkan 99 tabung elpiji yang tidak sesuai peruntukannya," katanya.
Dari sidak tersebut, rumah makan yang masih menggunakan elpiji subsidi langsung diminta melakukan penukaran (trade in) ke elpiji nonsubsidi.
Selain rumah makan, bersama dengan tim TPID (Tim Pengendelian Inflasi Daerah) dan Bappeda, Pertamina berencana melakukan pengecekan ke beberapa tempat untuk memastikan apakah sudah berjalan sesuai dengan sebagaimana mestinya.
Heppy menambahkan, pihaknya juga sudah menerapkan untuk pembelian di pangkalan menggunakan KTP, di mana satu KTP maksimal pembelian dua tabung sehingga tidak ada lagi penimbunan baik penggunaan rumah tangga dan usaha makanan.
"Saat ini, rata-rata konsumsi harian Kota Pontianak adalah 21.480 tabung dengan realisasi penjualan tanggal 29 dan 30 Oktober 2019 masing-masing sebanyak 21.840 tabung, dan 21.280 tabung yang disalurkan melalui 248 pangkalan di Kota Pontianak," ujarnya.
Pertamina mengimbau masyarakat mampu beralih menggunakan Bright Gas dengan varian tabung 5,5 kilogram dan 12 kilogram. Elpiji Bright Gas sangat aman karena teknologi Double Spindle Valve System, lebih ringan dibawa, dan lebih cantik untuk diletakkan di dapur.
Pihaknya akan terus memantau dalam beberapa waktu ini dengan terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait, kami akan lakukan operasi pasar lanjutan bila dibutuhkan.
"Kami berharap masyarakat juga dapat berperan aktif dalam mengawal lancarnya pendistribusian elpiji subsidi dengan melaporkan kendala yang ditemukan ke contact center 135 atau melalui email pcc@pertamina.com," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019