Harga ayam ras menjadi penyumbang tertinggi inflasi di Kota Pontianak pada Oktober 2019 dengan andil sebesar 0,15 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar di Pontianak, Jumat mengatakan, setelah daging ayam ras, kenaikan harga komoditas yang mendorong inflasi disusul oleh jeruk, cabai rawit, sotong, kacang panjang, emas perhiasan, kol putih, ikan teri, perbaikan ringan kendaraan dan kentang.

"Sedangkan untuk komoditas yang mengalami penurunan yakni ikan kembung, tarif angkutan udara, ikan tongkol, sawi hijau, kangkung, bayam, wortel, buncis, daun seledri dan tomat sayur," kata dia.

Pitono menjelaskan bahwa tingkat inflasi di Kota Pontianak dalam tiga tahun terakhir cukup terkendali.

"Berdasarkan tahun kalender Januari - Oktober 2019 inflasi Kota Pontianak 2,30 persen. Sedangkan tahun ke tahun, Oktober 2018 - Oktober 2019 sebesar 3,90 persen," papar dia.

Berdasarkan perbandingan antar daerah dari 82 kota IHK di Indonesia pada Oktober 2019 Kota Pontianak berada posisi tertinggi ke- 20.

"Sementara dari 9 kota IHK di Kalimantan, Kota Pontianak berada di posisi tertinggi ke 4. Tertinggi inflasinya di Kalimantan yakni di Tanjung sebesar 0,78 persen dan terendah di Balikpapan deflasi sebesar 0,69 persen," ujar dia.

Sementara itu, dalam beberapa minggu terakhir harga ayam ras hingga kini masih menujukan harga yang tinggi yakni mencapai Rp28.000 per kilogram. Hal itu seperti terpantau di pasar rakyat Parit Mayor, Pontianak Timur. Harga ayam ras terbilang normal di Kota Pontianak paling tinggi Rp25.000 per kilogram.

Sedangkan untuk saat ini komoditas lainnya masih relatif stabil baik dari berbagai jenis ikan dan sayuran. Harga di pasar masih relatif stabil tanpa gejolak harga yang signifikan.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019