Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono menyatakan sekitar 55 persen di daerahnya rawan tergenang di musim hujan yang disertai air pasang tertinggi di Sungai Kapuas.

"Air pasang tertinggi di Sungai Kapuas sekitar 1,6 meter, sementara sekitar 55 persen wilayah Kota Pontianak di bawah itu, sehingga rawan tergenang di musim penghujan dan saat bersamaan air pasang tertinggi tersebut," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Selasa.

Ia menjelaskan, hal tersebut salah satu masalah di Kota Pontianak, yakni datarannya lebih rendah dari air pasang laut atau Sungai Kapuas tertinggi, apabila di saat bersamaan terjadi hujan yang deras sehingga terjadi genangan air.

Baca juga: Pemkab Kubu Raya segera tangani sejumlah daerah pasang air

Edi menambahkan, saat ini jangka pendeknya, bagaimana kalau air pasang tinggi dan turun hujan, maka airnya cepat mengalir atau turun ke Sungai Kapuas, salah satunya dengan memelihara kedalaman parit dan lainnya.

"Kemudian salah satunya juga dengan meninggikan jalan-jalan protokol dan lainnya agar tidak mudah tergenang apabila musim penghujan dan air pasang tertinggi tersebut," katanya.

Sementara itu, daerah-daerah pemukiman yang rendah saat ini, masih terjadi genangan air apabila musim penghujan yang berbarengan dengan air pasang tinggi tersebut.

Baca juga: 12 kecamatan Kapuas Hulu rawan banjir

"Guna mencegah hal itu, setiap hari secara rutin kami melakukan normalisasi saluran-saluran parit yang ada di Kota Pontianak, seperti membersihkannya dari rumput dan mengambil lumpur-lumpurnya sehingga parit tersebut tidak dangkal," katanya.

Untuk parit sekunder dan primer dilakukan pendalaman atau mengambil lumpurnya menggunakan alat berat bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalbar, dan Balai Wilayah Sungai Kalbar, Kementerian PUPR.

"Tetapi dalam melakukan pendalaman tersebut, kendalanya adalah akses untuk masuk, yang biasanya jalannya sempit atau termasuk pemukiman padat," ungkapnya.

Sehingga, pihaknya memanfaatkan eksavator terapung milik Balai Wilayah Sungai Kalbar, Kementerian PUPR dalam melakukan pendalaman parit-parit sekunder maupun primer.

Parit primer (parit besar) tercatat di Kota Pontianak sebanyak 129 parit, kemudian parit sekunder yang terhubung ke parit primer jumlahnya empat ratusan lebih, sementara parit tersier dengan panjang sekitar 16 kilometer.

Baca juga: Tagana diminta petakan daerah rawan banjir di Kalbar
Baca juga: Bhabinkamtibmas Kota Singkawang diminta pantau daerah rawan banjir
Baca juga: BPBD Rilis Daerah Rawan Banjir Dan Longsor



 

Pewarta: Andilala

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019