"Jembatan itu sebagai akses penghubung ke sejumlah desa sebagai upaya membuka akses daerah terisolir, namun karena keterbatasan anggaran daerah pembangunan dilakukan secara bertahap," kata Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan, usai peletakan batu pertama pembangunan jembatan Sungai Peniung, di Kecamatan Kalis Kapuas Hulu, Rabu.
Fransiskus menyampaikan untuk menyelesaikan pembangunan jembatan Sungai Peniung itu masih diperlukan anggaran sekitar Rp9 miliar, dengan demikian ke depan beberapa desa akan terhubung, diantaranya Desa
Sebintang, Peniung, Lebangan, Segiam, Ribang Kadeng, Nanga Sarai hingga ke Desa Nanga Raun.
Ia mengaku pembangunan jembatan tersebut sangat penting karena memang kebutuhan masyarakat terutama untuk kelancaran akses apabila ada orang sakit dan juga untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Dana untuk menyelesaikan jembatan Sungai Peniung memang besar, tapi ada banyak anggota DPRD Kapuas Hulu yang juga bisa membantu untuk mendukung penyelesaian jembatan tersebut," ucap Fransiskus.
Fransiskus menjelaskan jembatan Sungai Peniung itu sudah sejak 2020, namun saat itu dirinya belum menjabat sebagai Bupati Kapuas Hulu.
Ia pun menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat karena pembangunan jembatan baru dimulai Tahun 2024 ini dan akan dilanjutkan sampai tuntas.
Selain itu, Fransiskus juga berpesan kepada masyarakat di sekitar lokasi kegiatan pembangunan jembatan untuk mendukung pengerjaannya, apabila ada tanam tumbuh yang terdampak pembangunan mohon di ikhlaskan karena jembatan tersebut untuk kepentingan umum.
"Masyarakat juga perlu ikut mengawasi pekerjaan agar realisasi jembatan sesuai dengan perencanaan yang ada," pesan Fransiskus kepada masyarakat.
Caption: Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan meletakkan batu pertama pembangunan jembatan Sungai Peniung Kecamatan Kalis, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. ANTARA
