Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, akan menerapkan sistem pertanian terintegrasi untuk memaksimalkan ketahanan pangan di kabupaten itu.
"Pemerintah Kubu Raya akan menerapkan integrated farming system yang merupakan sistem pengelolaan usaha yang memadukan komponen pertanian seperti tanaman dan hewan dalam suatu kesatuan yang utuh. Sistem ini mengedepankan ekonomi yang berbasis teknologi ramah lingkungan dan optimalisasi semua sumber energi yang dihasilkan," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Kubu Raya Yusran Anizam di Sungai Raya, Jumat.
Sebagai kabupaten penyangga pangan bagi Kota Pontianak dan Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Kubu Raya terus melakukan inovasi, khususnya sebagai wilayah utama sasaran peningkatan dan pengembangan produksi pertanian, tanaman pangan dan hortikultura, dan peternakan serta perikanan.
Di antaranya dengan menyiapkan integrated farming system atau sistem pertanian terintegrasi. Salah satunya di Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) Rasau Jaya dengan integrasi tanaman jagung dan ternak ayam.
Yusran menuturkan, konsep integrated farming system merupakan solusi pemenuhan kebutuhan berupa pangan, sandang, dan papan. Dalam jangka panjang, sistem tersebut dapat menjadi altenatif peningkatan produktivitas lahan, pengembangan desa, dan konservasi lingkungan terpadu.
Ia mengungkapkan, terdapat beberapa skenario rencana pengembangan lahan.
"Salah satunya melalui integrated farming system yang berkelanjutan di Kabupaten Kubu Raya sesuai potensi wilayah yang merupakan bagian dari arah dan kebijakan pada visi dan misi RPJMD Kabupaten Kubu Raya 2019-2024," katanya.
Yusran menjelaskan, pengembangan integrated farming system punya beberapa tujuan. Pertama, mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan melalui pengembangan kawasan yang terpadu.
"Mewujudkan hal ini memerlukan langkah, pendekatan, dan strategi yang bersifat berkelanjutan," katanya.
Yang kedua, membantu meningkatkan kesejahteraan petani. Yakni dengan cara mengembangkan sistem pertanian nirlimbah yang ekonomis, ekologis, dan berkelanjutan. Juga sebagai salah satu upaya penanggulangan kemiskinan dan permasalahan stunting di Kabupaten Kubu Raya.
"Berdasarkan data BPS, persentase penduduk miskin di Kubu Raya tahun 2018 sebesar 5,07 persen, di bawah rata-rata Provinsi Kalimantan Barat sebesar 7,77 persen. Adapun jumlah stunting di Kubu Raya tahun 2018 sebesar 25,6 persen," kata Yusran.
Ketiga, memacu produktivitas peternakan dan pertanian dengan diversifikasi tanaman dan optimalisasi pemanfaatan lahan.
"Mengingat alih fungsi lahan yang tinggi di Kabupaten Kubu Raya sebagai hinterland ibu kota Provinsi Kalimantan Barat," katanya.
Dan keempat, membangun kewirausahaan dengan penguatan kelembagaan secara terpadu melalui badan usaha miliki desa dan pelibatan sumber daya manusia lokal khususnya SMK.
"Ini sebagai upaya menciptakan lapangan pekerjaan dan penurunan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kubu Raya," kata Yusran.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Pemerintah Kubu Raya akan menerapkan integrated farming system yang merupakan sistem pengelolaan usaha yang memadukan komponen pertanian seperti tanaman dan hewan dalam suatu kesatuan yang utuh. Sistem ini mengedepankan ekonomi yang berbasis teknologi ramah lingkungan dan optimalisasi semua sumber energi yang dihasilkan," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Kubu Raya Yusran Anizam di Sungai Raya, Jumat.
Sebagai kabupaten penyangga pangan bagi Kota Pontianak dan Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Kubu Raya terus melakukan inovasi, khususnya sebagai wilayah utama sasaran peningkatan dan pengembangan produksi pertanian, tanaman pangan dan hortikultura, dan peternakan serta perikanan.
Di antaranya dengan menyiapkan integrated farming system atau sistem pertanian terintegrasi. Salah satunya di Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) Rasau Jaya dengan integrasi tanaman jagung dan ternak ayam.
Yusran menuturkan, konsep integrated farming system merupakan solusi pemenuhan kebutuhan berupa pangan, sandang, dan papan. Dalam jangka panjang, sistem tersebut dapat menjadi altenatif peningkatan produktivitas lahan, pengembangan desa, dan konservasi lingkungan terpadu.
Ia mengungkapkan, terdapat beberapa skenario rencana pengembangan lahan.
"Salah satunya melalui integrated farming system yang berkelanjutan di Kabupaten Kubu Raya sesuai potensi wilayah yang merupakan bagian dari arah dan kebijakan pada visi dan misi RPJMD Kabupaten Kubu Raya 2019-2024," katanya.
Yusran menjelaskan, pengembangan integrated farming system punya beberapa tujuan. Pertama, mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan melalui pengembangan kawasan yang terpadu.
"Mewujudkan hal ini memerlukan langkah, pendekatan, dan strategi yang bersifat berkelanjutan," katanya.
Yang kedua, membantu meningkatkan kesejahteraan petani. Yakni dengan cara mengembangkan sistem pertanian nirlimbah yang ekonomis, ekologis, dan berkelanjutan. Juga sebagai salah satu upaya penanggulangan kemiskinan dan permasalahan stunting di Kabupaten Kubu Raya.
"Berdasarkan data BPS, persentase penduduk miskin di Kubu Raya tahun 2018 sebesar 5,07 persen, di bawah rata-rata Provinsi Kalimantan Barat sebesar 7,77 persen. Adapun jumlah stunting di Kubu Raya tahun 2018 sebesar 25,6 persen," kata Yusran.
Ketiga, memacu produktivitas peternakan dan pertanian dengan diversifikasi tanaman dan optimalisasi pemanfaatan lahan.
"Mengingat alih fungsi lahan yang tinggi di Kabupaten Kubu Raya sebagai hinterland ibu kota Provinsi Kalimantan Barat," katanya.
Dan keempat, membangun kewirausahaan dengan penguatan kelembagaan secara terpadu melalui badan usaha miliki desa dan pelibatan sumber daya manusia lokal khususnya SMK.
"Ini sebagai upaya menciptakan lapangan pekerjaan dan penurunan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kubu Raya," kata Yusran.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019