Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat 46 orang meninggal dunia akibat bencana banjir hingga tanah longsor yang terjadi di Jabodetabek hingga Banten.

Data yang terkumpul hingga Jumat, pukul 23.00 WIB tersebut juga mencatat jumlah pengungsi naik menjadi 173.064 orang yang merupakan bagian dari 39.627 kepala keluarga (KK).

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat malam, menyebutkan jumlah titik pengungsian juga mengalami penambahan setelah terverifikasi lagi oleh petugas-petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Berdasarkan rekapitulasi dampak banjir dan longsor BNPB per Jumat, pukul 23.00 WIB, Kabupaten Bekasi terdampak banjir paling luas secara administratif, mencakup 18 kecamatan.

Selanjutnya DKI Jakarta mencakup 17 kecamatan, Kabupaten Bogor 13 kecamatan, Kota Tangerang 13 kecamatan, Kota Bekasi 12 kecamatan, Kota Depok 11 kecamatan, Kabupaten Lebak enam kecamatan, Kota Bogor enam kecamatan dan Kota Tangerang Selatan enam kecamatan.

Sedangkan jumlah pengungsi terbanyak tercatat ada di Kota Bekasi mencapai 149.537 jiwa yang tersebar di 97 titik pengungsian. Lalu DKI Jakarta mencapai 11.474 jiwa tersebar di 66 titik pengungsian.


Selanjutnya di Kabupaten Bekasi mencapai 2.800 pengungsi berada di satu titik pengungsian, di Kabupaten Bogor mencapai 2.173 jiwa berada di dua titik pengungsian, di Kabupaten Lebak 1.500 jiwa berada di empat titik pengungsian dan Kota Depok tercatat 105 pengungsi.

Sementara itu, tercatat 11 meninggal dunia di Kabupaten Bogor, sembilan meninggal di Kota Bekasi, sembilan meninggal dunia di DKI Jakarta, tujuh meninggal dunia di Kabupaten Lebak, empat meninggal dunia di Kota Tangerang Selatan, tiga meninggal dunia di Kota Depok, satu meninggal dunia di Kota Bogor dan satu meninggal dunia di Kabupaten Bekasi.

BNPB juga mencatat satu orang hilang di Kabupaten Lebak.

Baca juga: Korban banjir Jabodetabek bertambah jadi 16 jiwa

Pewarta: Virna P Setyorini

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020