Bupati Landak, dr. Karolin Margret Natasa menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan setempat untuk melakukan langkah antisipasi penyebaran virus pneumonia di kabupaten itu, dengan menyiagakan seluruh Puskesmas yang ada.

"Terkait antisipasi kasus virus pneumonia, Saya langsung perintahkan Dinas Kesehatan agar melakukan langkah tepat dan perlu kita dukung bersama. Karena dari informasi yang kita lihat penyebab kasus ini memang belum ditemukan oleh sebab itu mari kita bersama-sama menjaga kesehatan dengan baik," kata Karolin di Ngabang, Jumat.

Karolin juga berpesan supaya masyarakat Kabupaten Landak segera berobat ke layanan kesehatan bila mengalami sakit untuk mendapat proses lebih lanjut.


Baca juga: 25 orang tewas karena virus corona

"Seperti pepatah mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Maka dari itu jangan sampai sudah sakit parah lalu sibuk berobat, jaga kesehatan ya," tuturnya.

Seperti diketahui, sejak 23 hari ditetapkannya pada tanggal 31 Desember 2019 yang lalu, di Kota Wuhan, China telah dilaporkan adanya Virus Corona atau kasus-kasus pneumonia berat yang belum diketahui etiologinya. Namun dari hasil penelusuran lebih lanjut terkait kasus tersebut awalnya terdapat 27 kasus kemudian meningkat menjadi 59 kasus dengan rentang usia antara 12-59 tahun.

Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kasus serupa, Dinas Kesehatan Kabupaten Landak memberikan instruksi kepada seluruh pihak terkait yakni Rumah Sakit serta seluruh Puskesmas di wilayah Kabupaten Landak.

Baca juga: Perawat India terinfeksi virus corona di RS Arab Saudi


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Landak, Subanri, M.Kes menegaskan kepada Media Center terkait instruksi ini dibuat supaya pihak kesehatan supaya siaga dalam menangani kasus tersebut.

"Kenapa kita bergerak cepat sesuai arahan Bupati Landak, karena secara medis (etiologi) belum diketahui apa penyebabnya. Meskipun demikian bukan berarti kita berdiam diri karena kenyataannya sudah banyak korban jiwa akibat virus ini," kata Subanri.

Lebih lanjut Subanri menjelaskan bahwa kemungkinan terjadinya kasus serupa memang tidak seberapa namun antisipasi merupakan langkah penting dalam menangani kasus seperti ini.

"Kita mengedarkan instruksi kepada seluruh layanan kesehatan ini bukanlah berlebihan, namun antisipasi sedini mungkin adalah yang paling sesuai. Nah, seperti diketahui bahwa sebentar lagi saudara kita akan merayakan imlek dan mungkin saja ada keluarga datang dari sana (China) yang bisa melalui transportasi udara (Pontianak) atau jalur perbatasan (Entikong)," katanya.

Baca juga: 17 tewas akibat virus korona di China


Subanri juga mengatakan bahwa memberikan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS) misalnya cuci tangan pakai sabun dan etika batuk dan bersin merupakan suatu keharusan dalam kehidupan sehari-hari.

"Bila ada kasus serupa maka wajib menanyakan awal mula riwayat penyakitnya. Contoh lainnya jika mengalami gejala demam, batuk, sesak dan gangguan pernapasan segera lakukan pemeriksaan diri ke Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat," kata Subanri.

Baca juga: Pelancong asal China didiagnosis virus korona di Seattle
Baca juga: Virus korona baru, perempuan China diisolasi di Korea Selatan
   
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020