Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat (Dinkes Kalbar), Harisson mengatakan pihak RSUD Agusjam Ketapang telah memastikan satu Tenaga Kerja Asing (TKA) dari China yang sebelumnya dirawat di RSUD tersebut, negatif dari virus COVID-19.
"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir. Sebelumnya memang TKA dikabarkan terinfeksi virus COVID-19 ini dirawat di RSUD Agusjam Ketapang karena ada keluhan sakit berupa demam dan batuk sesak nafas dan ada diare," jelas Harisson di Pontianak, Rabu.
TKA tersebut, tambahnya sudah sakit selama lima hari dan sekarang di rawat RS Ketapang. Hasil pemeriksaan di RSUD Agusjam Ketapang juga positif bukan COVID-19 tapi dia infeksi saluran pernafasan biasa dengan gejala demam dan flu.
Harisson memastikan bahwa pasien tersebut terkena infeksi paru- paru bukan infeksi COVID-19 karena melihat perjalanan dari pasien sendiri dan sudah berada enam bulan di Ketapang.
"Pasien ini sebenarnya sudah enam bulan di Ketapang, jadi sebenarnya sudah lewat di masa yang kalau kita curigai. Inikan pasien sudah 6 bulan," sebutnya.
Karena tidak memiliki riwayat perjalanan dari negara yang terjangkit COVID-19, Harisson memastikan TKA tersebut tidak termasuk orang dalam pengawasan atau pemantauan karena sudah enam bulan kembali ke Kalbar, sedangkan kasus COVID-19 pertama kali muncul di Tiongkok sekitar empat bulan yang lalu.
"Jadi, pasien ini tidak masuk dalam kategori pasien dalam pengawasan atau orang dalam pemantauan dan setelah mendapatkan perawatan, pasien tersebut sudah menunjukkan penyembuhan," katanya.
Ia mengemukakan bahwa dokter spesialis sudah jelas mengatakan bahwa tidak ada COVID-19. Lalu dokter spesialisnya juga menyebutkan sanggup merawat karena memang bukan pasien COVID-19.
"Untuk memastikan lagi, jelasnya pasien diminta untuk di kirim ke Pontianak. Namun, nanti di Pontianak dia berobat seperti orang sakit pada umumnya, jadi tidak dilakukan isolasi hanya berobat biasa saja," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir. Sebelumnya memang TKA dikabarkan terinfeksi virus COVID-19 ini dirawat di RSUD Agusjam Ketapang karena ada keluhan sakit berupa demam dan batuk sesak nafas dan ada diare," jelas Harisson di Pontianak, Rabu.
TKA tersebut, tambahnya sudah sakit selama lima hari dan sekarang di rawat RS Ketapang. Hasil pemeriksaan di RSUD Agusjam Ketapang juga positif bukan COVID-19 tapi dia infeksi saluran pernafasan biasa dengan gejala demam dan flu.
Harisson memastikan bahwa pasien tersebut terkena infeksi paru- paru bukan infeksi COVID-19 karena melihat perjalanan dari pasien sendiri dan sudah berada enam bulan di Ketapang.
"Pasien ini sebenarnya sudah enam bulan di Ketapang, jadi sebenarnya sudah lewat di masa yang kalau kita curigai. Inikan pasien sudah 6 bulan," sebutnya.
Karena tidak memiliki riwayat perjalanan dari negara yang terjangkit COVID-19, Harisson memastikan TKA tersebut tidak termasuk orang dalam pengawasan atau pemantauan karena sudah enam bulan kembali ke Kalbar, sedangkan kasus COVID-19 pertama kali muncul di Tiongkok sekitar empat bulan yang lalu.
"Jadi, pasien ini tidak masuk dalam kategori pasien dalam pengawasan atau orang dalam pemantauan dan setelah mendapatkan perawatan, pasien tersebut sudah menunjukkan penyembuhan," katanya.
Ia mengemukakan bahwa dokter spesialis sudah jelas mengatakan bahwa tidak ada COVID-19. Lalu dokter spesialisnya juga menyebutkan sanggup merawat karena memang bukan pasien COVID-19.
"Untuk memastikan lagi, jelasnya pasien diminta untuk di kirim ke Pontianak. Namun, nanti di Pontianak dia berobat seperti orang sakit pada umumnya, jadi tidak dilakukan isolasi hanya berobat biasa saja," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020