Seorang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona baru (COVID-19) meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh memiliki riwayat perjalanan dari Malaysia.
Direktur RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dr Azharuddin di Banda Aceh, Rabu malam, membenarkan informasi tentang meninggalnya satu lagi PDP COVID-19 tersebut.
Ia mengatakan pasien itu telah menjalani perawatan di respiratory intensive care unit (RICU) rumah sakit setempat sekitar tiga hari.
"(Pasien, red.) pulang dari Malaysia, sakit, PDP, kita rawat, dan meninggal," katanya.
Dia menyebutkan pasien itu belum dinyatakan positif COVID-19, masih status PDP.
Petugas medis juga telah mengambil sampel lendir (swab) tenggorokan pasien tersebut dan mengirim ke Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI untuk melihat positif atau negatif COVID-19.
Ia juga belum membeberkan secara jelas PDP tersebut berasal dari kabupaten/kota mana di provinsi paling barat Indonesia tersebut.
Namun Azharuddin memastikan pasien itu warga Aceh
"Kita tunggu hasil (uji laboratorium, red.). Karena memang gejala sesuai (COVID-19, red.) kita kirim swabnya (ke Balitbangkes, red.), pasien sudah meninggal, sekarang kita tunggu hasilnya," katanya.
Hingga kini, sudah dua warga berstatus PDP COVID-19 meninggal dunia di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh, namun belum ada hasil pemeriksaan swab dari Balitbangkes.
Sebelumnya, seorang PDP COVID-19 asal Lhokseumawe meninggal dunia pada Senin (23/3), pukul 12.45 WIB, di RSUD Zainoel Abidin.
"Seorang pasien dengan status PDP mengembus nafas terakhir dalam perawatan di RSUD Zainoel Abidin," kata Juru Bicara Pemerintah Aceh Saifullah Abdul Gani.
Pria berinisial AA (56) tersebut memiliki riwayat perjalanan ke transmisi lokal COVID-19, yakni Surabaya dan Bogor.
PDP tersebut meninggal dunia dengan kondisi diagnosa terakhir infeksi paru-paru (Pneumonia), yang diduga penyebabnya karena COVID-19, berdasarkan gelaja yang diderita
"Pasien ini belum bisa disimpulkan positif COVID-19, statusnya masih PDP," katanya.U
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Direktur RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dr Azharuddin di Banda Aceh, Rabu malam, membenarkan informasi tentang meninggalnya satu lagi PDP COVID-19 tersebut.
Ia mengatakan pasien itu telah menjalani perawatan di respiratory intensive care unit (RICU) rumah sakit setempat sekitar tiga hari.
"(Pasien, red.) pulang dari Malaysia, sakit, PDP, kita rawat, dan meninggal," katanya.
Dia menyebutkan pasien itu belum dinyatakan positif COVID-19, masih status PDP.
Petugas medis juga telah mengambil sampel lendir (swab) tenggorokan pasien tersebut dan mengirim ke Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI untuk melihat positif atau negatif COVID-19.
Ia juga belum membeberkan secara jelas PDP tersebut berasal dari kabupaten/kota mana di provinsi paling barat Indonesia tersebut.
Namun Azharuddin memastikan pasien itu warga Aceh
"Kita tunggu hasil (uji laboratorium, red.). Karena memang gejala sesuai (COVID-19, red.) kita kirim swabnya (ke Balitbangkes, red.), pasien sudah meninggal, sekarang kita tunggu hasilnya," katanya.
Hingga kini, sudah dua warga berstatus PDP COVID-19 meninggal dunia di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh, namun belum ada hasil pemeriksaan swab dari Balitbangkes.
Sebelumnya, seorang PDP COVID-19 asal Lhokseumawe meninggal dunia pada Senin (23/3), pukul 12.45 WIB, di RSUD Zainoel Abidin.
"Seorang pasien dengan status PDP mengembus nafas terakhir dalam perawatan di RSUD Zainoel Abidin," kata Juru Bicara Pemerintah Aceh Saifullah Abdul Gani.
Pria berinisial AA (56) tersebut memiliki riwayat perjalanan ke transmisi lokal COVID-19, yakni Surabaya dan Bogor.
PDP tersebut meninggal dunia dengan kondisi diagnosa terakhir infeksi paru-paru (Pneumonia), yang diduga penyebabnya karena COVID-19, berdasarkan gelaja yang diderita
"Pasien ini belum bisa disimpulkan positif COVID-19, statusnya masih PDP," katanya.U
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020