Sebagian besar penduduk Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat saat ini mengantungkan hidupnya pada tanaman kratom yang seakan menjadi urat nadi kelangsungan hidup masyarakat di tengah wabah COVID - 19 yang sedang melanda.
" Kami sangat takut dengan wabah COVID - 19, namun mau tidak mau kami keluar rumah memetik daun kratom untuk kelangsungan hidup kami," kata petani kratom, Sialok Awa, kepada ANTARA, di Desa Sayut, Kecamatan Putussibau Selatan wilayah Kapuas Hulu, Sabtu.
Baca juga: Abdul Hamid pengusaha kratom salurkan 2. 500 paket sembako di Kapuas Hulu
Dikatakan Awa, saat ini harga daun basah kratom hanya Rp5 ribu/kg, sedangkan untuk daun kering atau tepung harganya kurang lebih Rp18 - 20 ribu/kg, sementara harga gula pasir sudah mencapai Rp22 ribu/kg, bahkan sejumlah sembako lainnya pun merangka naik.
Menurut dia, untuk berjuang memenuhi kebutuhan sehari - hari saat ini memang tanaman kratom sangat membantu.
" Memang ada imbauan pemerintah untuk tidak keluar rumah menghindari sebaran COVID - 19, tetapi disisi lain kami juga perlu makan," kata Awa.
Hal senada dikatakan, Ahmad (48) warga kecamatan pesisir sungai Kapuas, mengatakan keluarganya merasakan saat ini sulitnya perekonomian ditengah masyarakat, apalagi ditengah wabah COVID - 19, semuanya berdampak.
" Harga sembako terus naik, sementara penghasilan masyarakat tidak stabil, apalagi menghadapi bulan suci ramadhan dan Idul Fitri, susah diceritakan Nak," kata Ahmad sambil menggeleng - gelengkan kepala menghadapi kerasnya perjuangan hidup.
Baca juga: Puncak pandemi COVID-19 diperkirakan pada Mei - Juni mendatang
Dia berharap pemerintah memikirkan susahnya jadi rakyat kecil, jika pun ada bantuan, Ahmad berharap benar - benar tepat sasaran.
" Satu lagi pesan kami rakyat kecil, tolong harga kratom jangan turun, hidup kami susah Nak," ucap Ahmad.
Baca juga: Menteri BUMN : Pandemi Corona peluang negara konsolidasi menjaga rantai pasok
Baca juga: Kalbar pastikan pembangunan tetap berlanjut di tengah pandemi COVID-19
Baca juga: Cara bisnis makanan sahur untuk Ramadhan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
" Kami sangat takut dengan wabah COVID - 19, namun mau tidak mau kami keluar rumah memetik daun kratom untuk kelangsungan hidup kami," kata petani kratom, Sialok Awa, kepada ANTARA, di Desa Sayut, Kecamatan Putussibau Selatan wilayah Kapuas Hulu, Sabtu.
Baca juga: Abdul Hamid pengusaha kratom salurkan 2. 500 paket sembako di Kapuas Hulu
Dikatakan Awa, saat ini harga daun basah kratom hanya Rp5 ribu/kg, sedangkan untuk daun kering atau tepung harganya kurang lebih Rp18 - 20 ribu/kg, sementara harga gula pasir sudah mencapai Rp22 ribu/kg, bahkan sejumlah sembako lainnya pun merangka naik.
Menurut dia, untuk berjuang memenuhi kebutuhan sehari - hari saat ini memang tanaman kratom sangat membantu.
" Memang ada imbauan pemerintah untuk tidak keluar rumah menghindari sebaran COVID - 19, tetapi disisi lain kami juga perlu makan," kata Awa.
Hal senada dikatakan, Ahmad (48) warga kecamatan pesisir sungai Kapuas, mengatakan keluarganya merasakan saat ini sulitnya perekonomian ditengah masyarakat, apalagi ditengah wabah COVID - 19, semuanya berdampak.
" Harga sembako terus naik, sementara penghasilan masyarakat tidak stabil, apalagi menghadapi bulan suci ramadhan dan Idul Fitri, susah diceritakan Nak," kata Ahmad sambil menggeleng - gelengkan kepala menghadapi kerasnya perjuangan hidup.
Baca juga: Puncak pandemi COVID-19 diperkirakan pada Mei - Juni mendatang
Dia berharap pemerintah memikirkan susahnya jadi rakyat kecil, jika pun ada bantuan, Ahmad berharap benar - benar tepat sasaran.
" Satu lagi pesan kami rakyat kecil, tolong harga kratom jangan turun, hidup kami susah Nak," ucap Ahmad.
Baca juga: Menteri BUMN : Pandemi Corona peluang negara konsolidasi menjaga rantai pasok
Baca juga: Kalbar pastikan pembangunan tetap berlanjut di tengah pandemi COVID-19
Baca juga: Cara bisnis makanan sahur untuk Ramadhan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020