Pemerintah Kabupaten Sintang sedang mempersiapkan pengembangan ruang isolasi RSUD Ade M Djoen Sintang agar mampu menampung 20 pasien, Covid-19.

Bupati Sintang, Jarot Winarno di Sintang, Sabtu, mengatakan, pengembangan ruang isolasi RSUD Ade M Djoen Sintang untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan jumlah pasien Covid-19.
Saat ini ruang isolasi Saat ini ruang isolasi RSUD hanya mampu menampung 4 pasien.

"Kami akan melakukan pengaturan pasien di isolasi khusus dan isolasi ketat agar bisa menampung 20 pasien," katanya.

Pengembangan ruang isolasi ini dilakukan di ruang IGD RSUD yang sudah ada. Untuk pengembangan ruang isolasi pasien Covid 19, Pemkab Sintang sedang melakukan rasionalisasi APBD.
 
Jarot menegaskan RSUD Ade M Djoen Sintang merupakan rumah sakit rujukan untuk menangani pasien Covid 19 di wilayah timur Kalbar.
 
"Jadi yang harus diurus oleh RSUD Ade M Djoen bukan hanya pasien Covid 19 asal Sintang saja. Tapi juga pasien dari Kapuas Hulu, Melawi, Sekadau dan Sanggau. Saya sering dapat DM dari masyarakat, Pak sebaiknya RSUD tidak 
menerima pasien covid dari daerah lain. Mana bisa begitu, karena RSUD adalah rumah sakit rujukan," tegasnya.

Selain mempersiapkan pengembangan ruang isolasi RSUD Ade M Djoen Sintang, Jarot mengatakan, yang harus dilakukan saat ini adalah memberikan support pada pasien, keluarganya dan masyarakat RT tempat tinggal pasien. Supaya, mereka semua tetap sehat. Masyarakat harus memberikan support, bukan stigma. 

Jarot bercerita, dirinya barusan dapat Direct Message (DM) di instagram dari masyarakat suatu desa. 

"Masyarakat mempertanyakan, pak, betulkah di Menyumbung sudah ada yang positif?, Kami pagi ini ada acara lamaran. Orang Menyumbung melamar, bisa kita batalkan kah acaranya. Mana boleh dibatalkan. Kan jadi stigma, jangan karena orang Menyumbung, masyarakat lain jadi takut, jangan sampai hal itu terjadi,” tegas Jarot.

Pewarta: Tantra

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020