Ketua Gerakan Peduli Sesama (GPS) Sambas, Bayu menyebutkan bulan puasa Ramadhan merupakan momentum yang tepat untuk berbagi.

"Puasa bukan hanya sekadar menahan haus dan lapar saja, namun perbuatan-perbuatan yang membatalkan puasa lainnya, tetapi juga merupakan sarana berlatih untuk menahan diri dari hawa nafsu. Terpenting juga tujuan mulia lainnya dari ibadah puasa adalah berbagi untuk peduli terhadap keberadaan kaum fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan bantuan," ujarnya di Sambas, Jumat.

Ia menambahkan bahwa bulan puasa Ramadhan sangat erat hubungannya dengan kepedulian sosial. Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya meningkatkan amalan shalat malamnya pada bulan suci ini sekaligus memberi teladan untuk berbagi.

"Ibadah puasa pada Ramadhan ini sesungguhnya membangkitkan kita untuk peduli kepada sesama dan mendorong semangat untuk membantu meringankan beban sesamanya. Kalau sebelum Ramadhan, biasanya orang pelit untuk bersedekah dengan datangnya bulan ini merubahnya menjadi seorang yang dermawan," katanya.

Secara esensial berpuasa Ramadhan adalah mengendalikan diri dan meningkatkan tradisi berbagi dan  terbinanya kepedulian sosial. 

"Menurut hemat saya makna puasa Ramadhan lebih jelas dampaknya kalau kita merasa ada semacam kebahagiaan tersendiri ketika dapat membantu. Sebagaimana ajaran Islam dan agama-agama sebelumnya, hakikat membantu orang lain itu sesungguhnya membantu diri sendiri untuk bahagia," kata dia

Ia berharap melalui bulan Ramadhan semua masyarakat bisa meningkatkan gerakan peduli sesama demi kemanusiaan, membantu mereka yang mempunyai keterbatasan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan asasinya, seperti halnya apabila terdapat bencana atau kerawanan. 

"Hanya dengan itulah manisnya bulan suci Ramadhan terasa jelas di bumi ini karena berbagi itu indah maka dengan melihat mereka tersenyum kita akan ikut merasakan kebahagiaan," sebut dia.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020