Rasulullah Bersabda :..”Orang yang paling baik di antara kamu adalah orang yang mau mempelajari Al Quran dan mengajarkanya" (H.R Bukhari).

Memasuki hari ke 17 Ramadan, bertepatan dengan turunnya Al Qur’an, tulisan ringan ini mudah-mudah bermanfaat guna mempelajari Al Qur’an. Paling tidak sekedar mengingatkan kita bersama tentang penting mempelajari Al Qur’an.

Beberapa anjuran dan perintah Allah guna mempelajari Al Quran, antara lain dapat disimak dalam surah Al Qamar ayat 40:

"Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran".

Dari Abu Umamah RA, beliau berkata, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:

"Bacalah al-Qur'an itu, karena sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi yang membacanya," (HR. Muslim)

Dalam kondisi dimana ilmu teknologi dan kebudayaan mengalami kemajuan yang amat pesat dan cukup menakjubkan, nampak semakin terasa adanya kebutuhan terhadap nilai-nilai universal, sebagai petunjuk yang bisa dipedomani guna terciptanya keseimbangan hidup.

Al Quran sebagai petunjuk pasti lebih benar dan dapat dipercaya, dibanding informasi non Al Quran. Berita-berita yang disampaikan Al Quran menyangkut kemajuan ilmu dan teknologi lima belas abad silam, kini dapat dibuktikan kebenarannya.

Dunia Iptek dewasa ini semakin mendalami dan berkepentingan terhadap informasi Al Quran. Inilah sisi umat di luar Islam dan bahkan mereka menguasai ilmu dan teknologi yang berasal dari Al Quran.

Selaku Muslim yang berupaya meningkatkan kualitas ibadah dan menjadikan Al Quran sebagai landasan hidupnya, selayaknya wajib mempelajari Al Quran.

Dalam konteks mempelajari Al Qur’an dan membelajarkannya, ada tugas mulia yang diwajibkan kepada setiap Muslim dalam konteks memenuhi panggilan Al Quran ini.

Pertama, kewajiban membaca. Perintah membaca Al Quran sudah diisyaratkan Allah SWT dalam surat Al-Alaq, yaitu ayat pertama, Iqra artinya membaca. Dalam Hadits yang lain, Rasulullah bersabda:
"Barang siapa ingin berkomunikasi atau bercakap-cakap dengan Allah, maka bacalah Al Quran".(H.R Bukhari Muslim).

Kewajiban membaca, secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu membaca dalam pengertian membaca teks tertulis, membaca aksara demi aksara, kalimat demi kalimat ayat-ayat dalam Al Quran. Selain membaca teks tertulis (ayat qauliyah), yang lebih penting adalah membaca dalam arti menelaah, mengamati, meneliti ayat-ayat Allah yang tidak tertulis, yaitu yang meliputi alam raya beserta isinya (ayat qauniyah).

Perintah "membaca" merupakan perintah yang paling pertama dan berharga bagi manusia. Karena membaca merupakan jalan yang dapat mengantarkan manusia ke derajat kemanusiaannya yang sempurna. Sehingga tidak berlebihan, bila dikatakan bahwa membaca adalah syarat utama dalam membangun peradaban baru.

Kedua, kewajiban menterjemahkan. Setelah pandai dan bahkan hapal membaca Al Quran, kita dituntut untuk sanggup menterjemahkan ayat-ayat Allah, baik ayat yang tertulis (Al-Quran) maupun ayat tak tertulis (Alam-raya) ke dalam kehidupan yang nyata, seperti cara berfikir, bertindak dan berbuat serta berkaryanya seorang Muslim, selayaknya mencerminkan nilai-nilai Qurani. Misalnya, Al-Quran mengatakan, janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong. Pada tingkatan ini, manusia tak berhak untuk sombong, karena yang berhak untuk sombong hanya Allah semata. Dan sombong itu adalah awal dari kehancuran dan kemunduran peradaban manusia.

Kita tidak berhenti sampai batas menterjemahkan Al Quran secara formal, akan tetapi lebih jauh dituntut untuk mampu (berkewajiban) menterjemahkan ayat-ayat Allah melalui ciptaan-Nya. Seperti menterjemahkan bagaimana fenomena alam, fenomena sosial dan fenomena masyarakat di lingkungan dimana kita berada. Kemudian dari hasil menterjemahkan fenomena-fenomena tadi, kita aktualisasikan dalam bentuk aksi nyata di tengah-tengah kehidupan.

Ketiga, kewajiban mengamalkan. Mengamalkan nilai-nilai Al-Qur'an di tengah-tengah kehidupan, baik secara individu, kelompok, keluarga, masyarakat maupun berbangsa dan bernegara, adalah ciri dari kebertaqwaan seseorang kepada Tuhannya.

Dalam mewujudkan nilai Qurani di tengah-tengah kehidupan, Tuhan tidak menuntut dan membebani hamba-Nya, kecuali sebatas kemampuan atau kesanggupan dari hamba itu sendiri.

Al Quran, keberadaannya di tengah-tengah umatnya, membawa semangat moral dan sarat dengan pesan-pesan moral yang jika kita amalkan, akan mampu menyelamatkan kehidupan umat manusia di dunia dan akhirat nanti. Insya Allah.

Misalnya, Al-Quran menghendaki umatnya memiliki sifat pemaaf, tetapi sebaliknya, dikehendaki pula supaya kejahatan dihukum dengan hukuman yang setimpal. Sifat suka memberi maaf jangan sampai menggampangkan timbulnya berbagai kejahatan. Al Quran menghendaki agar manusia itu jujur dan berani mengatakan yang benar, sekalipun perkataan yang benar itu ada konsekuensinya yang membawa kesulitan.

Al Quran menghendaki supaya manusia itu selalu berbuat baik, meskipun terhadap orang yang pernah berbuat jahat terhadapnya. Selanjutnya Al Quran tidak mengajarkan agar manusia menjauhi urusan dunia.

Al Quran mengajarkan supaya manusia tetap suci, tetapi tidak dengan jalan dikebiri. Manusia harus berendah hati, tetapi jangan melupakan harga diri. Manusia dapat menggunakan hak-haknya, tetapi tidak mengganggu hak orang lain.

Keempat, kewajiban menyampaikan. Panggilan terakhir Al Quran kepada manusia adalah menyampaikan (mendakwahkan) isi kandungan atau pesan-pesan moral tadi di tengah-tengah kehidupan umat manusia. Sampaikanlah isi Al Quran itu walaupun hanya tahu sepotong ayat. Wallahu'am


*Dosen Senior IAIN Pontianak

Pewarta: *Dr. H. Munawar, M.Si

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020