Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan pihaknya membuka peluang kerja sama dengan semua platform e-commerce yang mendukung pengembangan Koperasi, Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (KUMKM) di Indonesia. Saat ini ada lima platform e-commerce yang sudah bekerja sama dengan KUMKM, tidak hanya Blibli.
“Kami sudah dan akan terus membuka kerja sama dengan platform e-commerce, warung tradisional, koperasi, lembaga pendidikan dan pelatihan, maupun pihak terkait lainnya, baik online maupun offline, untuk memajukan koperasi dan UMKM di tanah air. Khusus dalam kolaborasi dengan platform e-commerce, menggunakan skema non-APBN,” kata Teten Masduki dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Kementerian Koperasi dan UKM sejak awal kata dia, membuka kerja sama seluas-luasnya dengan berbagai pihak berpegang pada prinsip transparan, akuntabel, dan semata-mata demi memajukan koperasi dan UMKM di Tanah Air.
Menurut Teten, kerja sama diperlukan untuk memberdayakan koperasi dan UMKM karena jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 64 juta, sehingga pemerintah tidak dapat bekerja sendiri.
“Saat ini kami sedang berkonsentrasi penuh membantu koperasi dan UMKM untuk dapat melewati masa-masa pandemi COVID-19. Sejumlah laporan menunjukkan bahwa di antara UMKM yang bertahan, bahkan tumbuh di tengah masa pandemi, adalah mereka yang sudah terhubung dengan platform online,” ungkap Teten.
Platform online ini, kata dia, sekaligus membantu masyarakat luas untuk menerapkan jaga jarak fisik, sambil tetap memenuhi kebutuhan masing-masing dengan menjaga berlangsungnya aktivitas ekonomi.
Hingga saat ini terdapat 5 platform e-commerce yang telah bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM dalam mendukung UMKM Indonesia melalui gerakan #BanggaBuatanIndonesia.
Kerja sama itu tidak hanya dengan Blibli, namun juga dengan Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Bukalapak, yang ikut membina dan memberdayakan warung dengan sentuhan teknologi digital.
Upaya ini juga sejalan dengan gerakan #BanggaBuatanIndonesia yang diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo baru-baru ini.
Ia mengatakan, makin banyaknya produk UMKM yang masuk ke dalam platform e-commerce merupakan bentuk dorongan terhadap masuknya UMKM ke ekonomi digital.
Laporan McKinsey pada 2018 mencatat sedikitnya empat keuntungan yang dihasilkan dari ekonomi digital, yaitu keuntungan finansial melalui peningkatan penjualan dan penciptaan lapangan kerja, khususnya bagi UMKM.
Selain itu keuntungan bagi pembeli dengan peluang menghemat 11-25 persen dari harga ritel dan kesetaraan sosial yaitu kesempatan perempuan untuk beraktivitas dan memperoleh pendapatan melalui kegiatan di platform e-commerce.
“Saya beserta Kementerian Koperasi dan UKM juga selalu terbuka dengan kritik, catatan ataupun masukan konstruktif dari siapa pun, termasuk Saudara Farid Gaban,” kata Teten.
Ia menambahkan saat ini 87 persen UMKM di Indonesia masih tertinggal dalam sisi digital (online).
“Kami membuka kolaborasi pemikiran untuk bersama-sama membantu UMKM kita bertahan di tengah COVID-19 dan melaju setelahnya,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
“Kami sudah dan akan terus membuka kerja sama dengan platform e-commerce, warung tradisional, koperasi, lembaga pendidikan dan pelatihan, maupun pihak terkait lainnya, baik online maupun offline, untuk memajukan koperasi dan UMKM di tanah air. Khusus dalam kolaborasi dengan platform e-commerce, menggunakan skema non-APBN,” kata Teten Masduki dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Kementerian Koperasi dan UKM sejak awal kata dia, membuka kerja sama seluas-luasnya dengan berbagai pihak berpegang pada prinsip transparan, akuntabel, dan semata-mata demi memajukan koperasi dan UMKM di Tanah Air.
Menurut Teten, kerja sama diperlukan untuk memberdayakan koperasi dan UMKM karena jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 64 juta, sehingga pemerintah tidak dapat bekerja sendiri.
“Saat ini kami sedang berkonsentrasi penuh membantu koperasi dan UMKM untuk dapat melewati masa-masa pandemi COVID-19. Sejumlah laporan menunjukkan bahwa di antara UMKM yang bertahan, bahkan tumbuh di tengah masa pandemi, adalah mereka yang sudah terhubung dengan platform online,” ungkap Teten.
Platform online ini, kata dia, sekaligus membantu masyarakat luas untuk menerapkan jaga jarak fisik, sambil tetap memenuhi kebutuhan masing-masing dengan menjaga berlangsungnya aktivitas ekonomi.
Hingga saat ini terdapat 5 platform e-commerce yang telah bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM dalam mendukung UMKM Indonesia melalui gerakan #BanggaBuatanIndonesia.
Kerja sama itu tidak hanya dengan Blibli, namun juga dengan Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Bukalapak, yang ikut membina dan memberdayakan warung dengan sentuhan teknologi digital.
Upaya ini juga sejalan dengan gerakan #BanggaBuatanIndonesia yang diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo baru-baru ini.
Ia mengatakan, makin banyaknya produk UMKM yang masuk ke dalam platform e-commerce merupakan bentuk dorongan terhadap masuknya UMKM ke ekonomi digital.
Laporan McKinsey pada 2018 mencatat sedikitnya empat keuntungan yang dihasilkan dari ekonomi digital, yaitu keuntungan finansial melalui peningkatan penjualan dan penciptaan lapangan kerja, khususnya bagi UMKM.
Selain itu keuntungan bagi pembeli dengan peluang menghemat 11-25 persen dari harga ritel dan kesetaraan sosial yaitu kesempatan perempuan untuk beraktivitas dan memperoleh pendapatan melalui kegiatan di platform e-commerce.
“Saya beserta Kementerian Koperasi dan UKM juga selalu terbuka dengan kritik, catatan ataupun masukan konstruktif dari siapa pun, termasuk Saudara Farid Gaban,” kata Teten.
Ia menambahkan saat ini 87 persen UMKM di Indonesia masih tertinggal dalam sisi digital (online).
“Kami membuka kolaborasi pemikiran untuk bersama-sama membantu UMKM kita bertahan di tengah COVID-19 dan melaju setelahnya,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020