Bupati Landak, Kalimantan Barat, dr. Karolin Margret Natasa mengimbau masyarakat, khususnya bagi peternak babi agar selalu waspada dan menerapkan biosekuriti pada peternakannya, untuk mengantisipasi pencegahan penularan virus flu babi (swine flu) G4 EA H1N atau penyakit lainnya.

"Memang untuk di Indonesia belum ada kasus flu babi jenis baru ini dan baru terjadi di China. Namun, kita tetap mengimbau  masyarakat agar selalu waspada," kata Karolin di Ngabang, Selasa.

Dia mengatakan kondisi geografis Kalbar yang berbatasan dengan negara tetangga, tentu menjadi celah masuknya virus tersebut.

"Untuk itu kita harapkan pemerintah provinsi bisa memperketat ke luar masuk hewan ternak, khususnya babi dari negara tetangga. Hal tersebut dilakukan sebagai SOP untuk menjaga kewaspadaan masuknya virus tersebut ke Indonesia melalui Kalbar," katanya.

Mengingat masih banyaknya masyarakat di Kabupaten Landak yang memelihara hewan ternak di luar kandang dan dibiarkan berkeliaran begitu saja, dirinya kembali mengimbau masyarakat agar bisa mengandangkan ternaknya agar tidak berkeliaran karena bisa saja hewan tersebut menjadi media penyebaran penyakit di tengah masyarakat.

"Ini sudah kita sampaikan berkali-kali kepada masyarakat agar hewannya dikandangkan, karena kalau hewannya berkeliaran, kotorannya bertebaran dimana-mana dan itu bisa menjadi penyebar penyakit," katanya.

Di tempat terpisah, Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Kalimantan Barat, Nurhidayatullah mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan hewan ternak khususnya babi dalam mengantisipasi masuknya virus flu babi (swine flu) G4 EA H1N1 pada hewan ternak mereka.

"Memang kasus ini baru terjadi di China dan belum ditemukan di Indonesia dan Kalbar khususnya. Namun, sebagai langkah antisipasi, ada baiknya kita harus selalu waspada, khususnya para peternak agar bisa menjaga kebersihan hewan ternak mereka, khususnya di sekitar kandang," kata Nurhidayatullah di Pontianak, Selasa.

Dia mengatakan, untuk penyakit ini memang tergolong baru dan dirinya mengaku masih minim referensi untuk penanganan hewan yang terinfeksi virus ini. Namun, secara umum, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dokter Hewan di China, dari sampel virus yang diambil dari manusia dan babi merupakan dari jenis yang sama, sehingga dimungkinkan virus yang menyerang babi ini juga bisa menyerang manusia.

"Namun, hal itu baru terjadi di China dan belum ditemukan kasus diluar negara tersebut," tuturnya.

Ia mengimbau masyarakat yang akan mengosumsi daging babi agar bisa mencuci daging hingga bersih dan merebusnya hingga benar-benar matang, agar virus yang ada dalam kandungan daging tersebut bisa hilang.

Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalbar memiliki anggaran untuk melakukan disenfeksi untuk seluruh kabupaten/kota di Kalbar. Namun karena anggarannya terbatas jadi memang dilakukan pada beberapa tempat saja di setiap kabupaten/kota.

Baca juga: Lembaga Eijkman ingatkan Indonesia waspadai flu babi G4 jadi pandemi
Baca juga: Kementan imbau peternak babi terapkan kebersihan waspadai virus baru
Baca juga: Berpotensi menjadi pandemi baru, Kementan tindaklanjuti temuan virus flu babi hasil publikasi China

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020