Mahasiswa dari Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang tergabung dalam Komite Mahasiswa Kabupaten Sambas (KMKS) meminta pemerintah daerah setempat memberikan langkah konkret untuk menekan kasus asusila yang dewasa ini terus terjadi dan cenderung meningkat.

"Dari data kasus yang ditangani di lingkungan Polres Sambas, pertengahan tahun 2020 ini sudah tercatat 28 kasus tindakan asusila di Kabupaten Sambas dan kasus kekerasan terhadap anak yang tertinggi juga di Kabupaten Sambas," kata Ketua Bidang Internal KMKS, M Rifa'i saat dihubungi di Sambas, Jumat.

Dengan kondisi yang ada pihaknya mempertanyakan sampai di mana visi dari pemerintahan bupati Atbah dan wakil bupati Hairiah menjadikan masyarakat Sambas yang berakhlakul karimah.

"Kami meminta agar Pemkab Sambas segera memberikan suatu solusi konkret yang bisa menekan angka kasus asusila dan kekerasan terhadap anak," katanya.

Pihaknya selaku mahasiswa yang sering disebut sebagai agen perubahan dan kontrol tidak akan diam begitu saja menyikapi polemik yang ada.

"Kalau dilihat kondisi sekarang kasus asusila di Sambas kian meningkat dan yang kita sesalkan rata-rata selalu anak-anak di bawah umur yang menjadi korbannya," katanya.

Ia tidak memungkiri bahwa kasus yang ada adalah persoalan bersama dan harus sinergi berbagai pihak untuk menanganinya. Namun pemerintah harus hadir sebagai motor baik dengan regulasi maupun program nyata di masyarakat.

"Persoalan kalau tidak ditangani dengan serius maka kasus ini akan terjadi lagi dan akan terus meningkat. Mari bersama atasi ini dan sekali lagi pemerintah maksimal bersama masyarakat dalam pencegahannya," kata dia.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020