Praka Basuki Personel Satgas TMMD Reguler ke-108 Kodim 1203/Ktp mencoba budaya yang berada di Desa Beringin Rayo Kecamatan Tumbang Titi Kabupaten Ketapang, ikut mencoba makan sirih bersama warga.
Banyak cara yang bisa dilakukan para prajurit TNI untuk mendekatkan diri dengan warga lokal. Terlebih saat mengisi waktu senggang usai mengerjakan program TMMD Reguler ke-108 Kodim 1203/Ktp.
"Melihat warga makan sirih kami jadi ingin mencoba pengalaman memakan sirih atau warga desa menyebutnya nyirih, " kata Praka Basuki
Menurutnya, ia mencoba budaya daerah setepat yang dimana baru pertama di alaminya, “nyirih” atau makan sirih yang disuguhkan ibu Sila ketika bersilaturahmi ke rumahnya, lantas Praka Basuki pun menerima ajakan ibu Sila tersebut untuk memakan sirih.
“Bagi saya, ini pengalaman berharga bisa membantu mencoba pengalaman warga. Meski baru mencoba tetapi saya ikut menikmatinya, '' katanya.
Menurut Praka Basuki, makan sirih memiliki filosofi sebagai pemersatu bangsa juga bertujuan menguatkan tali silaturahmi dengan warga serta memiliki arti tersendiri bagi warga
"Bila kita menerima ajakan makan sirih tersebut, juga tradisi yang digunakan untuk merawat gigi agar tetap kuat dan sehat," katanya.
Sementara ibu Sila mengatakan makan sirih merupakan budaya warga setempat, yang harus tetap dilestarikan.
"Dimana pada jaman dahulu sirih lah sebagai kepala meja (hidangan Pembuka) serta pembuka kata bila kita akan meminang atau meminta anak gadis kepada orang tuanya untuk di jadikan istri," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Banyak cara yang bisa dilakukan para prajurit TNI untuk mendekatkan diri dengan warga lokal. Terlebih saat mengisi waktu senggang usai mengerjakan program TMMD Reguler ke-108 Kodim 1203/Ktp.
"Melihat warga makan sirih kami jadi ingin mencoba pengalaman memakan sirih atau warga desa menyebutnya nyirih, " kata Praka Basuki
Menurutnya, ia mencoba budaya daerah setepat yang dimana baru pertama di alaminya, “nyirih” atau makan sirih yang disuguhkan ibu Sila ketika bersilaturahmi ke rumahnya, lantas Praka Basuki pun menerima ajakan ibu Sila tersebut untuk memakan sirih.
“Bagi saya, ini pengalaman berharga bisa membantu mencoba pengalaman warga. Meski baru mencoba tetapi saya ikut menikmatinya, '' katanya.
Menurut Praka Basuki, makan sirih memiliki filosofi sebagai pemersatu bangsa juga bertujuan menguatkan tali silaturahmi dengan warga serta memiliki arti tersendiri bagi warga
"Bila kita menerima ajakan makan sirih tersebut, juga tradisi yang digunakan untuk merawat gigi agar tetap kuat dan sehat," katanya.
Sementara ibu Sila mengatakan makan sirih merupakan budaya warga setempat, yang harus tetap dilestarikan.
"Dimana pada jaman dahulu sirih lah sebagai kepala meja (hidangan Pembuka) serta pembuka kata bila kita akan meminang atau meminta anak gadis kepada orang tuanya untuk di jadikan istri," katanya.
Editor : Admin Antarakalbar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020