Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengungkapkan Pendapatan Provinsi Kalbar Tahun 2020 mengalami pengurangan sekitar Rp800 miliar.

"Pengurangan ini dikarenakan pandemi COVID-19 yang melanda Provinsi Kalbar dan Indonesia. Namun, kita tetap prioritas pada infrastruktur kemudian banyak kegiatan yang dikurangi, karena pendapatan berkurang Rp800 miliar baik PAD maupun transfer pusat," kata Sutarmidji di Pontianak, Kamis.

Dia menambahkan, untuk DAU juga mengalami pengurangan, sekitar Rp198 miliar. Sedangkan PAD Kalbar diperkirakan akan berkurang sekitar Rp200 miliar dan Pendapatan lain lain yang cukup besar berkurang dari Rp400 miliar kini tinggal Rp170 miliar, dimana anggaran tersebut berkurang karena digunakan untuk pembiayaan COVID-19.

Meskipun demikian, dirinya tetap berfokus juga infrastruktur dan pembangunan RSUD. Soedarso yang ditargetkan selesai pada tahun depan.

"Tetapi fokus kita tetap infrastruktur, dan target saya harus selesaikan Rumah Sakit Soedarso paling lama tahun depan,apapun caranya harus ya ini penting, biar kondisinya bagaimana pun," tuturnya.

Dirinya pun berharap untuk kegiatan program pembangunan desa yang ada di kalbar segera di realisasikan segera.

"Saya berharap juga kegiatan-kegiatan pembangunan di desa-desa cepat dijalankan, sehingga saya berharap perubahan anggaran dilakukan cepat oleh dewan.

Menurut Sutarmidji saat ini kontraksi ekonomi daerah mengalami pertumbuhan minus sekitar 3,4 persen.

"Kontraksi ekonomi kita pertumbuhan ekonomi kita juga minus 3,4 persen,walaupun nasional minus 5 persen. Ini kita harus cepat belanjanya, jangan sampai triwulan ketiga terjadi kontraksi lagi, kalau terjadi kontraksi maka terjadinya resesi ekonomi bisa terjadi. Tetapi saya berharap kalau pertumbuhan ekspor sekarang masih plus,kemudian kita terus tumbuh ekspornya maka resesi itu insya allah tidak terjadi," paparnya.

Dengan percepatan realisasi belanja daerah maka akan menimbulkan peredaran uang di masyarakat agar menekan laju inflasi daerah.

"Kita berharap ada perubahan signifikan dari sisi ekonomi, kemampuan belanja dengan belanja daerah yang dipercepat, seluruh daerah tingkat dua mempercepat realisasi belanja kita juga, semuanya akan kita realisasi kan secepat-cepatnya, agar uang beredar di masyarakat," katanya.

Hal itu dilakukan agar tidak terjadi inflasi karena daya beli masyarakat sedang menurun.

"Jangan sampai terjadi inflasi, itu yang bahaya, semua daerah harus seperti itu menjaganya, mudah-mudahan kita bisa keluar dari kontraksi ekonomi ini karena COVID-19 dan kita juga bisa menjaga agar COVID-19 tidak berkembang di Kalbar ini, mudahan-mudahan," kata Sutarmidji.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020