Bupati Kayong Utara, Kalimantan Barat, Citra Duani saat Pengukuhan Dewan Pimpinan Daerah Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) setempat masa bhakti 2020-2025 mengatakan bahwa pengembangan budaya daerah merupakan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat karena merupakan wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia.

Untuk itu, Citra menginginkan agar seluruh anggota MABM Kabupaten Kayong Utara selalu menjaga kekompakan dan bekerjasama dalam mengembangkan budaya lokal.

"Saya ingin anggota MABM kompak dan bisa bekerjasama dalam mengembangkan budaya yang ada di Kayong Utara ini, terlebih daerah kita sebagai daerah yang pernah menjadi pusat kerajaan tertua di Kalbar. Sehingga keistimewaan ini harus benar-benar kita lakukan dengan pelestarian dan pengembangan budaya daerah," ujarnya saat dihubungi di Suladana, KKU, Jumat.

Untuk eksistensi kebudayaan daerah Citra akan memacu dan mempromosikan budaya daerah serta melaksanakan pagelaran kegiatan kesenian.

"Ke depan kita akan menyelenggarakan pagelaran kesenian yang mengangkat tentang budaya daerah. Hal itu demi untuk memacu eksistensi serta mempromosikan kebudayaan yang ada di Kayong Utara," kata dia.

Sementara itu, Ketua MABM Kabupaten Kayong Utara, periode 2015-2020, Hildi Hamid menyatakan dengan penduduk yang mayoritas berasal dari etnis Melayu, membuat daerah ini menyimpan potensi budaya melayu yang luar biasa.

Menurutnya apabila dikemas dengan baik maka akan menjadi modal dasar dan aset yang tak ternilai harganya. Kemudian hal itu juga untuk membentuk karakter dan pekerti masyarakat yang tangguh serta menjadi penopang utama dalam mengembangkan pariwisata daerah.

Selain itu, menjadi pelopor dalam menjaga keutuhan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

“Untuk itu juga kami minta dukungan pemerintah daerah untuk tetap memiliki komitmen yang kuat untuk terus mendorong dan memberdayakan potensi budaya yang ada di KKU. Hal itu agar tetap lestari dan berkembang serta dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujar Hildi Hamid yang juga mantan Bupati Kayong Utara.

Pada kesempatan yang sama, Ketua MABM Provinsi Kalimantan Barat, Chairil Effendi mengungkapkan bahwa masyarakat Kayong Utara harus berbangga karena memiliki banyak sekali peninggalan-peninggalan peradaban masa lalu. Ia mencontohkan seperti Gua Cap di Sedahan yang usianya sejaman dengan gua yang ada di Maros, Sulawesi Selatan.

“Kayong Utara juga dapat kita sebut dengan daerah yang revolusioner karena pada abad 17 masyarakat Kayong berani melawan Belanda, dengan membakar Kantor Pemerintah Kolonial Belanda di Sukadana ini. Sehingga Pemerintah Kolonial Belanda meninggalkan Kalimantan dan kelak hampir 300 tahun kemudian baru mereka berani menginjakkan kaki lagi ke Bumi Kalimantan,” ungkap Chairil yang juga sebagai Guru Besar di Universitas Tanjungpura Pontianak.

Ia juga berpesan agar pengembangan kebudayaan dan ruh Melayu hidup.

“Tidak masalah menggunakan nama MABM atau tidak karena MABM ini hadir untuk menginspirasi munculnya ruh dan Melayu dan kemelayuan tampak di setiap kegiatan," jelasnya.

Pewarta: Dedi/Rizal

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020