Influencer marketing merupakan jurus baru yang sering digunakan oleh berbagai perusahaan di Indonesia untuk meningkatkan penjualan ke tahap berikutnya.
Dengan menggunakan pengaruh yang dimiliki para selebriti kepada para fans mereka, pemasar kini memiliki satu lagi opsi untuk menjalankan kampanye pemasaran mereka.
"Dilansir dari situs Forbes, sebuah survey MuseFind mengatakan bahwa 92% konsumen mempercayai influencer lebih dari iklan atau endorsement selebriti tradisional. Sosial media sendiri sudah menjadi sebuah platform di mana hampir semua orang menjadi pengguna aktif. Jadi, bisa dibilang sosial media dan influencer punya kekuatan besar dalam meningkatkan penjualan suatu produk,"ujar mahasiswa Magister Manajemen Untan Pontianak, Nugroho Henray Ekasputra.
Ia menjelaskan namun, tidak semua perusahaan dapat mengeluarkan ratusan juta Rupiah untuk membayar jasa pemasaran produk melalui akun media sosial para selebriti. Jumlah tersebut tentu memiliki nilai yang sangat besar bagi UMKM dan dapat digunakan untuk biaya operasional mereka selama beberapa bulan.
"Oleh karena itu, salah satu jalan pintas yang dapat diambil oleh UMKM adalah dengan berpindah kepada micro-influencer, yaitu mereka yang memiliki followers kurang dari 50,000. Meskipun tidak memiliki jumlah follower yang besar seperti selebriti popular lainnya, namun fanbase yang dimiliki justru lebih relevan dan memiliki kemungkinan untuk melakukan pembelian produk yang ditawarkan," kata dia.
Ditambah lagi, para micro-influencer sebenarnya memiliki lingkungan hidup yang jauh lebih dekat dengan masyarakat pada umumnya. Hal ini membuat promosi yang mereka lakukan akan lebih terpercaya dan relevan di mata masyarakat. Sama halnya seperti mendapatkan rekomendasi dari teman yang jauh lebih powerful dibandingkan sederetan iklan di TV.
"Kemunculan micro-influencer akan semakin menjamur pada beberapa tahun ke depan. Hal ini dipercaya akan mendongkrak gaya pemasaran baru yang sebelumnya belum pernah ada di media sosial," kata dia.
Baca juga: Cara Desa Sendoyan tingkatkan nilai jual lada
Baca juga: Program inovasi Desa Sendoyan sasar pengembangan potensi wisata Batu Layar
Baca juga: Produksi lada Bubuk Batu Layar cara petani Sendoyan tingkatkan nilai tambah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Dengan menggunakan pengaruh yang dimiliki para selebriti kepada para fans mereka, pemasar kini memiliki satu lagi opsi untuk menjalankan kampanye pemasaran mereka.
"Dilansir dari situs Forbes, sebuah survey MuseFind mengatakan bahwa 92% konsumen mempercayai influencer lebih dari iklan atau endorsement selebriti tradisional. Sosial media sendiri sudah menjadi sebuah platform di mana hampir semua orang menjadi pengguna aktif. Jadi, bisa dibilang sosial media dan influencer punya kekuatan besar dalam meningkatkan penjualan suatu produk,"ujar mahasiswa Magister Manajemen Untan Pontianak, Nugroho Henray Ekasputra.
Ia menjelaskan namun, tidak semua perusahaan dapat mengeluarkan ratusan juta Rupiah untuk membayar jasa pemasaran produk melalui akun media sosial para selebriti. Jumlah tersebut tentu memiliki nilai yang sangat besar bagi UMKM dan dapat digunakan untuk biaya operasional mereka selama beberapa bulan.
"Oleh karena itu, salah satu jalan pintas yang dapat diambil oleh UMKM adalah dengan berpindah kepada micro-influencer, yaitu mereka yang memiliki followers kurang dari 50,000. Meskipun tidak memiliki jumlah follower yang besar seperti selebriti popular lainnya, namun fanbase yang dimiliki justru lebih relevan dan memiliki kemungkinan untuk melakukan pembelian produk yang ditawarkan," kata dia.
Ditambah lagi, para micro-influencer sebenarnya memiliki lingkungan hidup yang jauh lebih dekat dengan masyarakat pada umumnya. Hal ini membuat promosi yang mereka lakukan akan lebih terpercaya dan relevan di mata masyarakat. Sama halnya seperti mendapatkan rekomendasi dari teman yang jauh lebih powerful dibandingkan sederetan iklan di TV.
"Kemunculan micro-influencer akan semakin menjamur pada beberapa tahun ke depan. Hal ini dipercaya akan mendongkrak gaya pemasaran baru yang sebelumnya belum pernah ada di media sosial," kata dia.
Baca juga: Cara Desa Sendoyan tingkatkan nilai jual lada
Baca juga: Program inovasi Desa Sendoyan sasar pengembangan potensi wisata Batu Layar
Baca juga: Produksi lada Bubuk Batu Layar cara petani Sendoyan tingkatkan nilai tambah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020