PT PLN (Persero) diminta segera menerapkan pencatatan meteran listrik otomatis untuk mengantisipasi adanya kesalahan terkait kejadian lonjakan tagihan listrik yang dialami sejumlah pelanggan dan sempat ramai beberapa waktu lalu.
"Kami minta PLN migrasi sistemnya dari manual ke AMR (Automatic Meter Reading) secara gradual (bertahap). Kami akan minta strategi mereka seperti apa dan kami akan minta waktu kapan mulai melakukan ini secara bertahap," kata Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Maritim dan Investasi Purbaya Yudhi Sadewa dalam jumpa pers daring, Kamis.
Dalam investigasi atas keluhan lonjakan tagihan listrik masyarakat, Kemenko Maritim dan Investasi juga melibatkan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk mengecek keandalan dan ketahanan sistem pencatatan dan pengelolaan data meter pelanggan.
"Pihak BSSN menilai sistem pencatatan meter PLN sudah cukup baik dan efisien untuk mengatasi masalah ini. Tapi ada kekurangan yaitu sistemnya masih manual," katanya.
Purbaya menuturkan telah mendengar proyek migrasi pencatatan meteran listrik ke sistem otomatis sekitar tiga tahun lalu. Namun, ia juga mengaku bingung karena proyek tersebut tak kunjung terealisasi.
Ia juga mengatakan PLN bahkan pernah berencana untuk menerapkan sistem yang tampak jauh lebih mutakhir meski juga belum terlihat.
Oleh karena itu dalam penerapan AMR ke depan, pihaknya akan memastikan untuk bisa memantau setiap perkembangannya agar bisa selesai sesuai target yang wajar.
"AMR ini meski dari segi teknologi tidak canggih-canggih amat tapi saya pikir sudah cukup bagus. Ke depan kami akan monitor kapan pelaksanaannya. Kelemahan kita kala ada rencana tapi tidak ada yang monitor, tidak jalan. Jadi kami akan terapkan sistem seperti di Pokja 4 di mana suatu rencana kita pantau teratur dan kita tegur kalau tidak ada progresnya," kata Purbaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Kami minta PLN migrasi sistemnya dari manual ke AMR (Automatic Meter Reading) secara gradual (bertahap). Kami akan minta strategi mereka seperti apa dan kami akan minta waktu kapan mulai melakukan ini secara bertahap," kata Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Maritim dan Investasi Purbaya Yudhi Sadewa dalam jumpa pers daring, Kamis.
Dalam investigasi atas keluhan lonjakan tagihan listrik masyarakat, Kemenko Maritim dan Investasi juga melibatkan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk mengecek keandalan dan ketahanan sistem pencatatan dan pengelolaan data meter pelanggan.
"Pihak BSSN menilai sistem pencatatan meter PLN sudah cukup baik dan efisien untuk mengatasi masalah ini. Tapi ada kekurangan yaitu sistemnya masih manual," katanya.
Purbaya menuturkan telah mendengar proyek migrasi pencatatan meteran listrik ke sistem otomatis sekitar tiga tahun lalu. Namun, ia juga mengaku bingung karena proyek tersebut tak kunjung terealisasi.
Ia juga mengatakan PLN bahkan pernah berencana untuk menerapkan sistem yang tampak jauh lebih mutakhir meski juga belum terlihat.
Oleh karena itu dalam penerapan AMR ke depan, pihaknya akan memastikan untuk bisa memantau setiap perkembangannya agar bisa selesai sesuai target yang wajar.
"AMR ini meski dari segi teknologi tidak canggih-canggih amat tapi saya pikir sudah cukup bagus. Ke depan kami akan monitor kapan pelaksanaannya. Kelemahan kita kala ada rencana tapi tidak ada yang monitor, tidak jalan. Jadi kami akan terapkan sistem seperti di Pokja 4 di mana suatu rencana kita pantau teratur dan kita tegur kalau tidak ada progresnya," kata Purbaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020