Anggota Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kalimantan Barat yang ikut dalam pelayanan KB Bergerak Daerah Aliran Sungai (DAS) ke-V tahun 2020, menyempatkan diri untuk memberikan edukasi Contraceptive Technology Update (CTU) kepada para bidan dimana Kapal Bandong pelayanan KB DAS BKKBN Kalbar. Anggota IBI Kalbar, Yamsasni mengatakan eduksi itu dilakukan agar para bidan dalam pelayanan pemasangan alat kontrasepsi khususnya KB MKJP seperti implan dan IUD ditempat tugasnya masing-masing.

"Edukasi ini sangat penting karena meskipun bidan sudah mengikuti pelatihan CTU biasanya ada yang masih belum mahir. Jadi dengan hadirnya kami dalam tim pelayanan KB DAS harapannya bisa membantu teman-teman dilapangan untuk memberikan pelayanan," kata Yamsani di Kapuas Hulu, Selasa.

Ia mengatakan edukasi CTU merupakan salah satu pelatihan yang seharusnya diikuti oleh bidan. Sebagai salah satu syarat bagi bidan untuk memberikan pelayanan kontrasepsi IUD dan implan. Karena memang setiap bidan di daerah yang dikunjungi tersebut bisa melihat proses pemasangan kontrasepsi MKJP.

"Semua bidan sudah seharusnya mendapatkan pelatihan CTU sebelum mereka melakukan tindakan ke akseptor," katanya.

Sebagai contoh, ujarnya lagi di salah satu titik pelayanan KB bergerak DAS BKKBN ke-V itu di Desa Nanga Lembang Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang. Didapatkan tidak ada satu pun bidan yang sudah mendapatkan pelatihan CTU. Sehingga dirinya berharap BKKBN bisa mengadakan pelatihan CTU.

"Karena tidak semua bidan sudah terlatih, memang kami sekarang ada sertifikasi aplikasi Monitoring Berkualitas (Monika) untuk mendapatkan pembaharuan sertifikat," ungkapnya.

Anggota IBI itu mendorong BKKBN bisa menyikapi permalasahan tersebut sehingga pelayanan kontrasepsi kepada masyarakat bisa dilakukan semua bidan. Karena sebelum bidan memegang sertifikat CTU tidak diperbolehkan melayani langsung.

Yamsasni menegaskan, sebelum melakukan pelayanan bidan harus mengetahui teknik pemasangan alat kontrasepsi MKJP. Teori yang sangat penting dalam menerapkan pelayanan terutama pencegah infeksi. Sehingga akseptor bisa mendapatkan pelayanan yang prima.

"Jika bidan sudah mengetahui cara pemasangan IUD dan implan maka akseptor akan merasa nyaman dan terlayani," ujarnya.

Sementara itu, Veronika bidan Puskesmas Nanga Lebang mengatakan edukasi yang diberikan oleh bidan-bidan senior dalam kesempatan kegiatan ekspedisi pelayanan KB DAS ini sangatlah penting bagi bidan yang berada di daerah seperti ia dan kawan-kawanya.

"Melalui edukasi dan praktek langsung ini, kami mendapat pengalaman yang belum pernah kami dapatkan, khususnya bagaimana memasang cara memasang KB implan dan IUD. Dan kami beruntung bisa melihat langsung praktek pemasangan implan dan IUD yang biasanya hanya kami dapat dari teori dan hanya praktek dengan boneka saja," katanya.

Menurutnya dengan bekal itu dan ditambah dengan pelatihan lanjutan pasangan implan dan IUD, maka para bidan didaerah bisa melakukan pelayanan pemasangan implan dan IUD tersebut. Karena selama ini, di Puskemas Nanga Lebang para bidanya  masih kesulitan melayani KB implan dan IUD kerana memang belum mahir.

"Untuk itu kami sangat berharap, nantinya ada pelatihan CTU. Sehingga kami bisa lebih memahirkan pemasangan KB implan dan IUD," kata Veronika mengakhiri.


 

Pewarta: Andilala dan Slamet Ardiansyah

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020